Udah pada
tau belum, kalau tanggal 29 Juni 2018 lalu bertepatan dengan Hari Keluarga
Nasional? Meskipun diapresiasi setahun sekali, bagiku yang namanya hari
keluarga ya setiap hari ya! Atau paling tidak setiap akhir pekan lah ya hihihi.
Ngomongin soal keluarga selalu nggak lepas dengan peran antar anggota keluarga, apalagi peran aku sebagai seorang Ibu sekaligus Istri yang sangat sentral dalam keluarga, terutama menyangkut urusan kesehatan. Suami sakit, nyari siapa? Istrinya. Anak sakit, nyari siapa? Bundanya. Nah lo, jadi sebagai bunda kita kudu menyiapkan segala kebutuhan obat dan vitamin yang baik serta aman untuk keluarga. Tidak lupa, wawasan mengenai penggunaan obat dan vitamin yang aman juga nggak kalah penting! Misalnya saja, masih banyak orang dengan sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter. Wah, padahal kan dalam jangka panjang, hal itu bahaya buat tubuh!
Ngomongin soal keluarga selalu nggak lepas dengan peran antar anggota keluarga, apalagi peran aku sebagai seorang Ibu sekaligus Istri yang sangat sentral dalam keluarga, terutama menyangkut urusan kesehatan. Suami sakit, nyari siapa? Istrinya. Anak sakit, nyari siapa? Bundanya. Nah lo, jadi sebagai bunda kita kudu menyiapkan segala kebutuhan obat dan vitamin yang baik serta aman untuk keluarga. Tidak lupa, wawasan mengenai penggunaan obat dan vitamin yang aman juga nggak kalah penting! Misalnya saja, masih banyak orang dengan sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter. Wah, padahal kan dalam jangka panjang, hal itu bahaya buat tubuh!
Mudik Bikin Rawan Sakit
Kebetulan
tahun ini keluargaku cukup sering melakukan perjalanan antar kota, sekedar
Malang – Surabaya, Malang – Kediri, Malang – Jakarta, Malang – Lumajang, dan
lain sebagainya. Kalau sudah begitu, biasanya penyakit jadi mudah datang yes,
ditambah baru saja kami sekeluarga mudik heboh. Aku bilang heboh karena kami
mengunjungi 4 kota saat mudik! Hihihi. Perbedaan cuaca, suhu, kebersihan, antar
kota membuat anggota keluarga jadi mudah terserang penyakit. Untuk itu penting
banget sebagai bunda untuk membawa obat aman mudik atau obat yang aman dibawa saat
perjalanan.
Obat dan vitamin untuk aku, anak, dan suamiku. Bukan iklan yes, cuma dokumen pribadi :D |
Aku sadar diri kalau aku termasuk orang yang mudah terserang
penyakit, apalagi saat mudik dan hamil begini. Biasanya kena asap rokok dan
bulu unggas saja aku sudah batuk dan bersin-bersin. Kalau kena hawa dingin di
rumah nenek, asma ku juga kerap kambuh. Beda halnya dengan suami yang memiliki
ketahanan tubuh yang lebih baik ketimbang aku. Meski demikian, aku tetap
membawakan berbagai obat dan salep untuk dia, seperti obat diare dan salep
pereda nyeri otot.
Sementara
anakku, alhamdulillah mungkin berkat pemenuhan ASI yang baik ya, daya tahan
tubuhnya juga mantab jiwa. Buah hatiku ini termasuk yang tahan dingin dan tidak
mudah terserang penyakit. Tapi sebagai bunda, aku tetap membawakan obat flu dan
penurun demam, soalnya kalaupun sakit, tidak jauh dari flu dan demam. Saat aku iseng bikin survey di Instastory-ku (@nabilladp), rupanya banyak juga yang selalu bawa obat dan vitamin saat berpergian. Survey ini diikuti oleh 78 orang (dari 279 viewers) dalam jangka waktu 24 jam tanggal 9 Juli 2018 lalu, dan hasilnya sebanyak 77% selalu membawa obat atau vitamin untuk keluarga sementara sisanya yakni 23% memilih tidak pernah membawa obat atau vitamin tertentu.
Survey kecil-kecilan di instastory @nabilladp |
Sebagaimana
kita ketahui, mudik sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia ketika Hari Raya
Idul Fitri tiba. Tak peduli harus menempuh jarak beratus-ratus kilometer, orang
rela pulang kampung demi bisa berkumpul bersama keluarga besar. Disatu sisi,
mudik merupakan perjalanan yang mengasyikkan. Fenomena setahun sekali dimana
jarak beratus kilometer bukan lagi penghalang bagi mereka yang ingin pulang
kampung bertemu keluarga besar. Namun disisi lain, memang mudik ini bikin
penyakit jadi pada show off alias pamer kekuatan ya. Eh, yang ngerasain
begini bukan aku aja, lho! Banyak yang sakit saat dan sepulang mudik, plus
kenaikan berat badan! Hihi
Polling di instagram pribadi (@NabillaDP) banyak followers yang mengalami sakit dan kenaikan berat badan sepulang dari mudik. |
Menurut Ari
Fahrial Syam, staf pengajar di Departemen Ilmu penyakit Dalam FKUI-RSCM, ada
tiga kelompok penyakit yang rentan menyerang selama mudik: penyakit kronik yang
kambuh (seperti hipertensi, diabetes, maag, asma), penyakit akibat kelelahan (seperti
flu, diare, sakit mata, dan infeksi saluran pernafasan akut), serta penyakit
akibat kecelakaan. kerap dipicu oleh kelelahan dan stres saat perjalanan (sumber: CNN).
Nah, lho,
meskipun kita yakin tubuh kita sehat tapi tetep aja perlu sedia payung sebelum
hujan ya bund. Yang penting kita harus melakukan Cek KLIK pada obat, vitamin,
maupun makanan ringan agar kita yakin keamanannya untuk konsumsi keluarga.
Mudik Sehat dan Bahagia dengan Cek KLIK
Meskipun
obat bisa menjadi solusi yang cepat dan efektif, bukan berarti sembarang obat
boleh dikonsumsi, lho! Tidak semua obat itu aman dan terdaftar, apalagi BPOM
juga sudah kerap menggrebek pabrik yang membuat obat abal-abal. Meskipun BPOM
sudah banyak melakukan sosialisasi, begitupun para pengusaha industri obat dan
pangan, sebagai masyarakat kita juga wajib memfilter segala obat dan suplemen
yang masuk ke tubuh kita. Apalagi sebagai seorang bunda, kita harus berjaga di
depan pagar menjaring obat-obatan serta multivitamin yang mengandung zat kimia
berbahaya dan membahayakan keluarga.
BPOM sudah
membekali masyarakat dengan panduan super gampil alias guampang banget! Sebelum
membeli obat, pastikan kita melakukan aksi Cek KLIK. Cek KLIK adalah singkatan dari Cek Kemasan, Cek Label,
Cek Izin Edar dan Cek Kadaluarsa.
Simpel kan?
Obat dan multivitamin yang aman dan terpercaya pasti memiliki informasi yang
jelas dan bisa dibaca konsumen. Lagi-lagi, aku penasaran apakah diantara teman-teman terdekatku di Instagram sudah mengaplikasikan prinsip CEK KLIK di atas atau belum. Rupanya, masih banyak yang belum mengaplikasikan, lho! Kalau kamu gimana? Nah, untuk berbagi info tentang CEK KLIK dari BPOM ini, aku juga sempat membuat insight kecil-kecilan di Instastory @NabillaDP:
Kalau mau
lebih akurat lagi, coba deh buka Play Store atau App store terus ketik Cek
BPOM. Cek BPOM adalah aplikasi ringan (Cuma sekitar 4 MB) yang diberikan
BPOM agar masyarakat semakin cerdas dalam mengonsumsi obat, vitamin, kosmetik,
maupun pangan yang layak edar. Misalnya nih, lebaran kan waktunya kumpul
keluarga ya. Terus sakit, eeh dikasih jamu sama saudara. Lebih baik pastikan
dulu deh itu jamu apakah betul-betul memiliki kandungan yang baik untuk tubuh,
bisa-bisa ginjal kita jadi korban. Nah, cara ngecek izin edarnya yang paling
gampang adalah melihat pada kemasan lalu masukkan nomor tersebut di aplikasi
Cek BPOM. Nanti akan muncul segala informasi tentang obat tersebut. Lebih lanjut mengenai CEK KLIK dan mengenal Aplikasi Cek BPOM bisa simak video dan gambar edukasi singkat dari aku dibawah ini ya:
Kita juga perlu mengapresiasi berbagai langkah yang
dilakukan oleh BPOM dalam menyeleksi secara ketat obat, suplemen, hingga pangan
yang layak edar di Indonesia. Tidak hanya penanganan pasca kasus, BPOM juga
melakukan Pemeriksaan dan Pengawasan Pre-Market serta Post-Market. Pemeriksaan pre market dilakukan
terhadap industri farmasi dalam rangka sertifikasi, inspeksi rutin sekaligus
sertifikasi, rekomendasi izin industri farmasi, penambahan fasilitas produksi
di lokasi yang berbeda dan inspeksi setelah dilakukan renovasi. Pemeriksaan
post market dilakukan terhadap industri farmasi dalam rangka inspeksi rutin,
resertifikasi, pasca renovasi sekaligus resertifikasi, audit komprehensif dan
inspeksi karena penelusuran kasus. Sampai dengan bulan Desember 2016, BPOM
telah melakukan inspeksi (pre-market dan post-market) sebanyak 78 kali terhadap
68 industri farmasi atau calon industri farmasi serta melakukan pengawasan terhadap 64.505 pengadaan obat,
obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik, dan pangan yang beredar.
6 Tips Memilih Obat dan Vitamin Untuk Keluarga
Sebelum memilih obat dan
vitamin atau suplemen, wajib tau dulu nih bund, perbedaan keduanya. Obat adalah bahan atau campuran bahan yang
digunakan untuk memengaruhi sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi.
Sementara itu, suplemen adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi
kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin,
mineral, asam amino, atau bahan lain, yang mempunyai nilai gizi dan atau efek
fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Dalam
peraturan tentang suplemen yang beredar di Indonesia, Badan POM menyatakan
bahwa sebuah suplemen dilarang mengandung bahan yang tergolong obat, narkotika, atau psikotropika. Jadi, kita tidak mungkin menjumpai
suplemen berisi vitamin dan mineral, sekaligus obat untuk flu.
Nah,
kemudian bagaimana cara memilih obat dan suplemen untuk keluarga?
Pertama, tentu saja
mengaplikasikan Cek KLIK di atas. Untuk membedakan nomor registrasi obat dan
suplemen, ini aku ada info nih buat para bunda.
Untuk obat, nomor registrasinya
terdiri dari 15 karakter. Karakter pertama adalah D untuk obat dengan nama
dagang atau G untuk obat dengan nama generik. Sedangkan karakter kedua adalah K
untuk obat keras, T untuk obat bebas terbatas, dan B untuk obat bebas. Dan
karakter ketiga adalah L untuk obat buatan dalam negeri dan I untuk obat impor.
Sebagai contoh, akan tertera nomor registrasi DKL1234567891A1. Sementara untuk
suplemen, nomor registrasinya adalah POM SD123456789 untuk suplemen makanan
produksi dalam negeri, POM SI123456789 untuk suplemen makanan impor, dan POM
SL123456789 untuk suplemen makanan dengan lisensi.
Kedua, Cek
nomor registrasi di atas di aplikasi Cek BPOM seperti langkah-langkah yang aku
buat di atas. Simak juga yuk video dari BPOM tentang Waspadai Obat Ilegal dibawah ini:
Ketiga,
periksa informasi produk. Seperti komposisi, formula, bahan baku, petunjuk
konsumsi, hingga peringatan. Kebetulan aku sedang hamil, jadi aku cukup ketat
dalam mengonsumsi obat dan vitamin. Kalau sedang sakit, aku pastikan
menghindari obat yang tidak aman di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.
Keempat, cek
informasi perusahaan. Apakah tertera jelas siapa produsen dan dimana obat atau
suplemen tersebut diproduksi.
Kelima, baca
dengan cermat cara penyimpanan serta berapa lama obat dapat dipakai. Sebagai
contoh, ada obat batuk untuk anak yang tidak boleh digunakan lebih dari 5 hari.
Keenam, ada
baiknya konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat dan vitamin. Zaman
sekarang dokter kan sudah bisa di WA ya, jadi kalaupun nggak bisa periksa
langsung karena terhalang jarak, kita bisa dong WA dokter. Jangan lupa juga,
perhatikan efek samping dari obat dan suplemen yang dikonsumsi. Misalnya, obat
flu cenderung menimbulkan kantuk, oleh karenanya lebih baik hindari menyetir
lama saat mengonsumsi obat flu agar aman selama perjalanan.
Hm.. Ada Kejanggalan!
Kalau lagi
mengonsumsi obat, pangan, maupun menggunakan kosmetik terus ternyata belum teregistrasi
di BPOM gimana dong? Tenang, kamu bisa langsung menghubungi Halo BPOM di 1500533, melaporkan via sosial media BPOM di Instagram (@bpom_ri), Twitter (@bpom_ri), maupun Facebook (@bpom.official). Kalau lagi browsing, bisa juga menyampaikan aduan via website di www.pom.go.id. untuk melakukan pelaporan. Mantab, kan!
Bunda punya cerita apa nih dalam mengonsumsi obat aman mudik, pangan aman mudik, kosmetik aman mudik, dan jamu yang aman saat mudik? Cerita dan sharing pengalaman di kolom komentar, yuk!
#panganamanmudik
#cekklikbpom
#obatamanmudik
#panganamanmudik
#cekklikbpom
#obatamanmudik
makasih sharingnya
BalasHapussama-sama mba tira semoga bermanfaat :)
Hapuskadang aku bingung saat menemukan obat yang gakada BPOMnya, oh ternyata ada caranya ya, Makasih mbak
BalasHapussama-sama kak semoga bermanfaat :)
Hapus