Sebagai
warga awam, bukan seorang mahasiswa kedokteran, serta punya nilai yang jeblok di bidang ilmu
eksak, membuat aku menjadi amat sangat selektif dalam menyeleksi dokter langganan. Baik
itu dokter umum, dokter SpOG di Surabaya, dokter gigi, hingga dokter anak. Hm.. apalagi
buat anak, kok cobak-cobaaak.
Selayaknya
jurusan lain, meskipun dokter merupakan profesi yang sangat mulia, penuh misi
kemanusiaan dan berkaitan dengan nyawa manusia, tetap saja ada segelintir oknum
dokter yang nakal. Banyak to beritanya? Mulai dari yang ngasih vaksin palsu,
ada yang menuruti “papah” untuk berpura-pura sakit, menjadi “tim marketing”
produk susu, dan lain sebagainya. Satu yang aku tau, sumpah dokter yang pertama
berbunyi “do no harm”, aku yakin dokter yang baik akan dengan senang hati
meng-upgrade wawasan serta berhati-hati dalam memberikan diagnosa, obat,
vitamin, susu, dan apapun ke pasiennya karena menjunjung tinggi prinsip “do no
harm” ini.
Nah, saat
pindah ke Sidoarjo, aku juga googling dan tanya sana sini mengenai referensi
dokter anak yang ciamik. Sebab, dokter anak ini akan menangani anakku dari awal
brojol ceprot sampai besar nanti. Alhamdulillah aku langsung berjodoh sama
Dokter Dini di rumah sakit yang seprinsip pula. Jadi kalau ada apa-apa, aku
pasti prioritasin ke beliau. Kalau misalnya beliau berhalangan atau aku yang
ada kendala lain, baru aku cari opsi lain. Beberapa dokter anak yang pernah ku
temui, akan aku ulas dibawah ini ya. Di postingan terpisah, aku bercerita pula pengalamanku mencari dokter anak subspesialis nutrisi di Surabaya. Semoga bermanfaat!
Pertama, Dokter Dini Adityarini
Eum, masa mau dibahas lagi ya? Wekekek. Aku sudah pernah mengulas
satu postingan khusus yang rupanya cukup rame dan banyak dicari orang via
Google. Menurutku, beliau sangat ideal buatku dan aku yakin buat para orang tua
lain yang memiliki prinsip sama. Beliau seorang muslimah, rajin ikut konferensi
dan acara apapun di tingkat internasional yang berkaitan dengan ASI. Beliau
punya website pribadi dan coba intip instagramnya, wes lah pasti beliau notok jedok
amat sangat pro ASI.
Ke-pro-an
beliau ini tidak hanya sebatas, “anaknya diberi ASI saja ya bu,” tetapi juga
dari segi support dan edukasi ke pasiennya. Karena aku lumayan sering
dicurhatin beberapa teman tentang kegalauan menyusui, aku jadi bisa lihat pola
problematika ibu-ibu menyusui kebanyakan. Mulai dari bagaimana perjuangannya
dan alasan-alasan menyerah. Apalagi beliau seorang dokter bertahun-tahun, pasti
sudah lebih jeli membaca pola penyebab emak-emak modern kesulitan mengASIhi.
Ketika ada seorang pasien yang mengeluh ASI nya tidak banyak atau tidak cukup,
beliau nggak akan tuh langsung, “kasih sufor saja” seperti dokter anak
kebanyakan. Alih-alih begitu, dokter Dini akan memeriksa dulu, problemnya apa?
Pasien bakal ditanyain macem-macem soal pelekatan, soal makanan, hingga kadar
stres, sebagaimana pertanyaan yang pernah ditujukan kepadaku di postingan ini.
Ilustrasi ASI (source: freepik.com) |
Kalau
problemnya keliatan, beliau bakal kasih solusi tepat. Misal: relaktasi, belajar
pelekatan, menemui konselor, hingga memberi vitamin jika memang diperlukan.
Mengenai
pemberian obat-obatan, beliau juga cukup hati-hati. Ga akan dikit-dikit
antibiotik, jadi pasti dikasih kalau betul-betul butuh. Kalau sudah jadi pasien
beliau, insya Allah beliau juga bisa dikontak via whatsapp kalau ingin
tanya-tanya receh hehehe.
Kekurangannya
apa? Antrian! Ini menjadi resiko sih ya, dokter yang komunikatif cenderung
menghabiskan waktu yang cukup lama dengan pasien. Satu pasien bisa 10 menit,
atau bahkan 20 menit lebih tergantung kebutuhannya, dan dokter Dini memberikan
kelonggaran berkonsultasi bagi para pasiennya. Ku dengar dokter yang juga seperti
ini di RSIA Kendangsari adalah Dokter Diana, denger-denger antriannya lebih
panjang. Dulu saat di dokter Enny SpOG, sama juga sih, ngantrinya lamaaa. Tapi
betul-betul puas, bisa konsultasi sesuai kebutuhan. Biar gak ngantri kelamaan,
tipsnya begini nih:
- Reservasi
dokter beberapa hari sebelumnya, kalau lagi ndak rame, 1 hari sebelumnya
pun bisa kok.
- Ambil
nomor antrian saat hari kontrol. Setauku RSIA Kendangsari membuka
pengambilan nomor antrian mulai dari jam 6 atau 7 pagi (coba tanya lagi
yes wehehe). Nah, pas ambil nomor antrian ini sekalian bayar. Dijamin,
dapetnya nomor yang awal-awal.
- Kalau
udah dapet nomor antrian, pulang deh. Atau lanjut kerja.
- Nanti
dekat-dekat jam praktik, coba telpon dulu, dokternya sudah datang atau
belum, ada info keterlambatan atau tidak. Jadi kita tidak menunggu terlalu
lama dan mati gaya di rumah sakit.
Biaya
periksa di RSIA Kendangsari dengan dokter Dini seingatku sekitar RP 165.000 ,
itu sudah termasuk biaya rawat jalan dan belum termasuk obat serta vitamin
(jika diperlukan). Harga ini, dengan layanan dan kelebihannya, menurutku cukup
murah dan worthy banget jika ku bandingkan dengan DSA ternama di Kota
Malang.
Kedua, Dokter Bagas
Aku memeriksakan Mahira ke beliau pasti kalau Mahira lagi sakit.
Soalnya, beliau satu-satunya dokter yang praktik di hari Minggu di RSIA
Kendangsari. Kalau mendadak sakit, naaah ku bawa ke dokter Bagas deh. Meskipun
laki-laki, beliau juga ramaah sekali, gak ada muka maupun intonasi serem. Dalam
memberikan obat pun hati-hati. Insya Allah juga pro ASI.
Saat
sembelit, beliau juga yang pertama saranin untuk stop bubur instan. Kemudian
menjelaskan bahwa bubur instan bisa jadi memiliki kandungan sufor dan zat besi
yang angka atau kandungannya nggak compatible sama perut Mahira. Beliau
ngasih resep vitamin yang sama kayak dikasih dokter Dini beberapa hari
setelahnya.
Ketiga, Dokter Subijanto
Beliau ini setauku adalah dokter senior di Surabaya, udah
profesor euy. Pertemuanku dengan beliau dijembatani oleh Google, gegara waktu
itu aku mencari dokter spesialis pencernaan anak untuk sembelitnya Mahira yang
gak sembuh-sembuh. Googlingku saat itu menghasilkan beberapa nama, dan dari
semua nama yang aku hubungi baik itu nomor praktik di rumah maupun di Rumah
Sakit tempat dokternya praktik, hanya Prof. Subijanto ini yang bisa ditelp. Karena sembelit Mahira gak kunjung sembuh, aku, suami, dan ibuku sepakat untuk
mencari opini alternatif. Ke dokter Subijanto ini juga merupakan jalan tengah,
karena ibu tidak sepakat kalau Mahira ku bawa ke dokter spesialis pencernaan
anak di Kota Malang (Dokter Rio) yang menjadi rekomendasi beberapa teman.
Akupun tidak sepakat dengan dokter pilihan Ibu yang hanya info dari teman-teman
dekatnya, apalagi dokter pilihan ibu itu dokter anak biasa (aku carinya yang
spesialis pencernaan anak) dan ratingnya di Google tidak terlalu bagus.
Dokter
Subijanto ini praktik di daerah Dukuh Kupang, aku nemu alamatnya di halamanini. Tidak sulit dicari dengan mengandalkan Google Maps. Saat aku kesana,
beliau praktik di kawasan perumahan gitu dan antriannya cukup panjang.
Susternya laki-laki, sistem pendaftaran dan antriannya masih manual. Terdapat
apotek pribadi juga di tempat praktiknya.
Tarif
beliau? Cukup mahal. Seingatku sekitar 200 sampai 250 ribu dan yang agak aneh,
pembayaran dilakukan di meja dokter, bukan di kasir. Yang nulis kwitansinya pun
juga langsung dari pak dokter, hehehe. Untuk diagnosanya, menurutku cukup baik.
Beliau mengatakan bahwa kasus sembelit parah sampai keluar bintil seperti yang
dialami Mahira itu cukup lazim. Beliau juga meyakinkan bahwa bintil itu nanti
akan sembuh sendiri, dan bukan termasuk ambeien seperti yang aku khawatirkan
sebelumnya. Tapi beliau tidak terlalu transparan dengan obat yang diberikan.
Saat itu,
Mahira diberi vitamin yang super mahal, 200ribuan isi 5ml yang katanya
membantu mempercepat proses pelunakan feces. Kemudian beliau juga ngasih salep
yang sama persis kayak yang dikasih dokter Dini, plus obat dalam bentuk puyer
yang aku nggak tau itu isinya apa. Gongnya adalah saat beliau menyarankan aku
untuk mengonsumsi susu formula merk tertentu (asli, aku sudah lupa merknya,
tapi seingatku harganya cukup mahal dan tidak bisa dibeli di toko umum). Beliau
mengatakan, susu formula merk itu bisa membantu anak agar lebih cepat gendut
dan mengatasi sembelitnya. Dua hal ini sangat berseberangan dengan apa yang aku
pelajari dari text book maupun diskusi dengan DSA. Pertama, anak gendut
tidak berarti anak sehat. Kedua, bukankah kandungan dalam sufor yang membuat
Mahira sembelit parah gini, lha kok ini malah dianjurkan??
Aku bahkan
sempat bertanya beberapa kali, saking nggak percaya dengan ucapan beliau
barusan. “Eee..dokter, ngapunten, kalau minum sufor bukankah malah beresiko
membuat sembelitnya makin parah?”
Beliau
menjawab, “susu yang ini tidak membuat sembelitnya parah.” Begitu ujar beliau,
singkat, padat. Aku juga disuruh kontrol lagi jika obatnya sudah habis. Tapi
mengingat harga yang cukup mahal, anjuran kuat untuk sufor, serta resep obat
yang tidak berbeda jauh dengan yang diresepin dokter Dini, aku memilih untuk
tidak kembali. Cukup sekali wehehehe!
Keempat, Dokter Rizal Altway
Salah satu hal yang membuat aku datang ke beliau adalah
beliau praktik di dekat rumah dan punya reputasi yang bagus di forum emak-emak
yang aku temukan di Google (gugel lagi gugel lagi 😁). Akhirnya ku coba deh ke
beliau pas Mahira sakit batpil.
Dan ternyata
waah, beliau arab! Wahaha sebetulnya aku biasa aja sih, tapi ibuku yang ngajak
gosip duluan. “Eh, dokternya arab tibak'e yo..” wakakak sumpah gak
penting-penting amat. Tapi dokter Rizal ini ramah sekali dan energinya positif.
Mahira nangis pun beliau santai aja sambil ngeresepin obat yang diperlukan dan
mengedukasi sedikit mengenai sakitnya Mahira.
Beliau
praktik di Rewwin (kalau nggak Gading medika ya Citra Medika) kayaknya sih
sekarang dah pindah-pindah gitu. Coba aja googling dan telp klinik yang muncul
di Google, tanyain aja apa dokter Rizal masih praktik dan jam berapa
praktiknya.
UPDATE! Dokter Rizal Altway (info september 2018) praktik malam di Apotek Kimia Farma Wedoro. Googling aja untuk mencari tahu telp dan jadwalnya, seingatku beliau praktik malam hari jam 19.30 - 21.00 setiap senin-jumat. Ada info juga kalau beliau juga praktik di RSUD Sidoarjo.
UPDATE! Dokter Rizal Altway (info september 2018) praktik malam di Apotek Kimia Farma Wedoro. Googling aja untuk mencari tahu telp dan jadwalnya, seingatku beliau praktik malam hari jam 19.30 - 21.00 setiap senin-jumat. Ada info juga kalau beliau juga praktik di RSUD Sidoarjo.
Untuk harga,
seingatku tidak terlalu mahal. Dibawah tarif dokter Dini di RSIA Kendangsari.
Mungkin karena beliau praktik di klinik ya, ku lihat kebanyakan pasiennya pun
kalangan menengah ke bawah.
Nah, cukup 4
aja ya, soalnya aku memang hanya punya pengalaman berkunjung ke dokter-dokter
di atas wehehe. Semoga ulasanku ini membantu para bunda yang sedang mencari
dokter anak terbaik di Surabaya dan Sidoarjo yah :)
Biasanya aku di Dokter anak di RS Muhamadiyah Ampel, lupa namanya siapa :D
BalasHapuswaah jauh dari rumah mbaa weheheh semoga sehat terus anaknya mba :D
Hapuswah jadi pengen review DSA di kota ku juga mba hehehe makasih mba inspirasinya hahaha
BalasHapuscuss mbak hervaa.. pasti banyak yang butuh tuh :D
HapusAaahhh ngomongin DSA bikin saya sujud syukur, sudah 2 tahunan gak dipusingin lagi oleh mereka.
BalasHapusAnak pertama saya tuh, masha Allaaaaahh..
Rajin amat ngajak ke DSA.
Sejak bayi merah sudah langganan DSA.
Puncaknya sampai ke profesor dan di over diagnosa sampai minum antibiotik berlapis.
SSungguh pengen memaki saja dan rasanya hilang sudah kepercayaan saya terhadap ilmu kedokteran anak.
Alhamdulillah, sejak saya mutusin jadi IRT si kakak jadi jarang ngedate ama DSA.
Dan setelah pupua bayi lagi, saya bertekat untuk GADDD aliae Gerakan Anti Dkit Dikit Dokter.
Alhamdulillah sujud syukur Allah selalu memberikan nikmat sehat kepada anak-anak.
Kalaupun sakit batpil, saya terapi sendiri dengan gendong dan sabar saja dulu.
alhamdulillah mba semoga sehat selalu untuk anak-anaknya. memang zaman sekarang kudu selektif mba milih DSA, gak yang dikit2 AB dan obat :D
Hapuspaling suka sama dokter anak yang bisa diajak diskusi masalah sakitnya anak
BalasHapustosss mba tira :D
HapusSejak okt 2022, biaya periksa di rsia kendangsari :
BalasHapusDokter spesialis 225k + 60k admin
Prof 300k + 60k admin
(BELUM TERMASUK OBAT)
Anak batuk pilek kurleb 600k
Kebanyakan obatnya jg hanya ada disini.
Banyak yg komen, skrg money oriented bgt. Terpaksa kesini krn dekat rumah n anak2 nyaman dg salah satu dokter, yg penting cocok n anak cepet sembuh aja sih.
ahahah iyaa saya kemarin juga abis periksa. duh mahal banget, apa efek bbm naik
Hapus