Semua ibu menyusui, paling tidak, pasti punya ataupun menyimpan satu
pertanyaan ini dalam hati: gimana ya agar aku sukses menyusui?
Umumnya, ibu-ibu yang bertanya-tanya seperti itu, baik tanya untuk dirinya
sendiri ataupun tanya ke teman, tanya akun instagram tertentu, maupun tanya ke
dokter atau konselor, adalah ibu-ibu yang kesusahan menyusui atau ada masalah
tertentu dalam proses menyusuinya. Pertama, yang perlu diketahui dulu, apa
sih indikator sukses menyusui? Kebanyakan akan mengatakan bahwa ASI
cukup dan perkembangan bayi sesuai dengan berat badan yang dianjurkan. ASI
cukup dapat terlihat dari seberapa sering pipis dan warna pup-nya si baby. Bayi
memang mudah lapar sebab ASI memang sangat mudah diserap oleh pencernaanya.
Jadi kesannya kadang “nggak kenyang-kenyang”. Apalagi kalau growth spurts.
Yang begini ini kalau kata orang zaman dulu, bakal langsung dibilang, “duh itu
bayinya laper, kasih sufor aja biar kenyang, atau kasih pisang deh!” Wahahaha
kalimat ini pengalaman pribadi btw.
Sufor cenderung susah dicerna oleh pencernaan bayi yang baru lahir (dan
bahkan ada juga yang susah sampai 6 bulan ke atas) oleh karenanya dia membuat
bayi lebih cepat kenyang dalam waktu yang lebih lama ketimbang bayi yang
mengonsumsi ASI.
Kemudian, pertumbuhan bayi sesuai dengan berat badan yang dianjurkan bisa
dilihat saat kontrol rutin ke dokter anak. Kalau kita merasa dedek mimiknya
udah banter, tapi kok berat badan nggak naik banyak? Mungkin karena beberapa
sebab, tongue tie,
pelekatan tidak sempurna, atau karena bayi terlalu banyak minum foremilk
ketimbang hindmilk (penjelasan di halaman ini). Nah
mengenai hal ini, kita simpan dulu ya. Nanti dibahas di bawah.
Pertanyaan kedua setelah tau apa itu sukses menyusui adalah: bagaimana
agar kita sukses menyusui?
10 Panduan Sukses Menyusui dari WHO dan UNICEF
Panduan ini normatif dan ideal banget ya. Pada praktiknya, banyak ibu
menyusui yang menyimpang sedikit dari panduan ini tapi tetap bisa sukses
menyusui. Memang akan berbeda di tiap ibu, tetapi yang namanya panduan selalu
menjadi hal yang diperlukan agar kita tidak “hilang arah” selama proses
menyusui.
Tahun-tahun sebelumnya, WHO sudah mengeluarkan panduan sukses menyusui.
Tapi baru aja diperbaharui di tahun 2018 (dokumen lengkap klik link ini) yang isinya:
"WHO dan UNICEF meluncurkan Baby-friendly Hospital Initiative (BFHI) untuk
membantu memotivasi fasilitas yang menyediakan layanan maternitas dan bayi baru
lahir di seluruh dunia untuk menerapkan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui. Sepuluh Langkah merangkum paket kebijakan dan prosedur bahwa
fasilitas yang menyediakan layanan kehamilan dan bayi baru lahir harus
diterapkan untuk mendukung pemberian ASI. WHO telah meminta semua fasilitas
yang menyediakan layanan maternitas dan baru lahir di seluruh dunia untuk
menerapkan Sepuluh Langkah ini.."
Catatan: terlihat bahwa WHO dan UNICEF menekankan bahwa PENTING bagi rumah
sakit ataupun bidan untuk menyediakan lingkungan yang baby-friendly dan
menyediakan layanan maternitas yang baik agar “sukses menyusui” bisa tercapai.
Sebagai konsumen, PENTING juga bagi kita untuk memilah dan memilih tempat
lahiran. Karena as we know, zaman now tidak semua penyedia layanan
kesehatan itu pro dengan hal-hal yang seperti ini.
“...Panduan implementasi untuk BFHI menekankan strategi untuk meningkatkan
cakupan universal dan memastikan keberlanjutan dari waktu ke waktu. Panduan ini
berfokus pada pengintegrasian program secara lebih lengkap dalam sistem
perawatan kesehatan, untuk memastikan bahwa semua fasilitas di suatu negara
menerapkan Sepuluh Langkah. Negara-negara diminta untuk memenuhi sembilan
tanggung jawab utama melalui program BFHI nasional, yakni:
Dalam hal Critical Management Procedures:
1a. Patuhi sepenuhnya Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (International
Code of Marketing of Breast-Milk Subtitutes, aturan WHO mengenai susu
pengganti ASI seperti suforr, dll) dan resolusi Majelis Kesehatan Dunia (World
Health Assembly) yang relevan.
1b. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian makan bayi yang secara
rutin dikomunikasikan kepada staf dan orang tua.
1c. Menetapkan sistem pemantauan dan pengelolaan data yang berkelanjutan.
2. Pastikan bahwa staf memiliki pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan
yang memadai untuk mendukung pemberian ASI.
Dalam hal Key Clinical Practices:
3. Diskusikan pentingnya ASI dan manajemen menyusui dengan ibu hamil dan
keluarga mereka.
4. Memfasilitasi kontak kulit-ke-kulit (skin to skin) yang segera
dan tidak terganggu dan mendukung para ibu untuk memulai menyusui sesegera
mungkin setelah lahir.
5. Dukung ibu untuk memulai, mempertahankan menyusui, serta mengelola
kesulitan saat menyusui.
6. Jangan berikan bayi ASI makanan atau cairan selain ASI, kecuali
diindikasikan secara medis.
7. Memungkinkan ibu dan bayinya untuk tetap bersama dan berlatih kamar
dalam 24 jam sehari (rooming in).
8. Dukung para ibu untuk mengenali dan menanggapi isyarat bayi mereka untuk
menyusui.
9. Beri konseling pada ibu tentang penggunaan dan risiko pemberian botol
dot dan empeng.
10. Koordinasi pasca melahirkan (periksa rutin) agar orang tua dan bayinya
memiliki akses tepat waktu untuk dukungan dan perawatan yang berkelanjutan.
Catatan:
Dapat dilihat bahwa poin-poin di atas adalah rekomendasi yang sangat kuat.
Tidak ada paksaan bagi ibu-ibu untuk menyusui, karena yah banyak ibu yang
memilih untuk tidak menyusui anaknya. WHO dan UNICEF juga tentu punya alasan
kuat berbasis penelitian mengapa memberi panduan ini. Selain itu, PENTING untuk
tenaga medis agar terus memberi support dan edukasi berupa resiko
apabila tidak menyusui, memberi susu subtitusi, atau memberi dot/empeng.
sumber: WHO |
Tips Sukses Menyusui ala Bunda Biya
Kalau itu tadi kata WHO, ini aku beri tips sukses menyusui ala aku ya.
Halah, sakjane ya aku menyusui belum sukses-sukses banget sih, banyak kendala.
Tapi boleh lah ya, beberapa hal yang aku ketahui ini aku bagikan disini
buat bunda-bunda semuanyaaa…
1. Cari Rumah Sakit atau Bidan yang Menerapkan Prinsip WHO di atas.
Ini aku terapkan cukup ketat. Dokter, bidan, dan lingkungan rumah sakit
akan sangat berpengaruh dengan keberhasilan ASI. Kalau aku pribadi, akan selalu
mencari rumah sakit yang pro ASI, pro rooming in, pro IMD, dan pro lahiran
normal. Kalau mereka sudah pegang prinsip tersebut dan pada akhirnya kita tidak
bisa mendapatkan pro-proan itu secara sempurna misalnya saja nggak bisa IMD
atau nggak bisa lahiran normal, hampir pasti itu ada kaitannya dengan indikasi
medis tertentu.
Contohnya saja, dulu saat baru lahiran, aku gak bisa IMD karena Mahira
harus masuk NICU semalaman. Baru bisa menyusui langsung 24 jam kemudian. Meski
demikian, ASI ku tetap di transfer ke Mahira dengan cara diambil dengan spuit.
Berada di lingkungan yang kayak gini, bener-bener bikin hati tenang. Kita gak perlu khawatir anak kita diberi susu pengganti tanpa seizin kita. Lebih bagus lagi kalau perawat dan dokter sangat welcome dalam mengedukasi bunda baru tentang menyusui dan hal-hal kecil mengenai perawatan bayi lainnya.
Berada di lingkungan yang kayak gini, bener-bener bikin hati tenang. Kita gak perlu khawatir anak kita diberi susu pengganti tanpa seizin kita. Lebih bagus lagi kalau perawat dan dokter sangat welcome dalam mengedukasi bunda baru tentang menyusui dan hal-hal kecil mengenai perawatan bayi lainnya.
Tip: salah satu cara untuk mengetahui apakah rumah sakit itu pro-pro di
atas adalah dengan melihat apakah ada susu subtitusi yang dijualbelikan disana
atau apakah ada agen susu subtitusi yang membuka booth di RS tersebut.
Kalau ada, perlu siaga 1. Teliti kembali, bisa jadi RS tersebut tidak
sepenuhnya pro hal-hal di atas.
2. Belajar pelekatan dan posisi menyusui yang baik.
Sudah tau belum kalau setidaknya ada 5 posisi menyusui? Posisi menyusui
yang nyaman dan pelekatan yang baik adalah koentji! Zaman dulu hanya dikenal
satu atau dua posisi menyusui. Umumnya dengan cara mendekap bayi di depan saja.
Padahal, ada juga bunda yang justru kesulitan menyusui dengan posisi macem ini.
Saya contohnya. Pusing pala aku saat mulut Mahira gak mau terbuka lebar
dan berbuntut pelekatan yang buruk. Resikonya ada 2: pertama ASI jadi nggak
optimal masuk ke bayi, kedua, puting bunda juga beresiko lecet. Bahkan bisa
mastitis kayak yang aku alamin dulu. Percayalah, this mastitis is a
nightmare for every mom!
Dulu, selama satu setengah bulan aku menyusui dengan pelekatan yang kurang tepat. Begitu tau kalau ada macam-macam posisi menyusui, aku coba satu persatu dan yasss! Ketemu posisi menyusui yang bener-bener PEWE untuk aku dan bayi. Ini dia beberapa posisi menyusui yang dianjurkan:
penjelasan dan referensi lain. sumber: pinterest. |
Jadi buibu, kalau bayi susah pelekatan, jangan stres dulu. Dicari dulu
penyebabnya, diputer-puter dulu bayinya. Siapa tau si bayi lebih suka posisi
diketekin alias football hold seperti yang aku lakukan ke Mahira dulu!
Wehehe. Posisi football hold ini akan sangat mudah dengan bantuan bantal menyusui yang bentuknya melengkung itu lho.
Bagaimana dengan posisi tidur? Menurut pengalamanku dan saran dokter,
posisi tidur (seperti gambar no ) tidak dianjurkan untuk bayi yang masih
belajar pelekatan. Karena seringnya, posisi tidur menyulitkan bayi untuk
menyusui yang baik dengan pelekatan yang baik pula. Coba akalin dengan posisi
tidur agak duduk, jadi badan kita bersandar di bantalan gitu dan posisi bayi
ada di atas tubuh kita. Cara ini juga bisa menjadi solusi buat buibu yang ASI
nya deres banget sampai bikin baby tersedak, jadi perlu posisi yang melawan
grafitasi dengan cara bayi disandarkan ke tubuh kita gitu. Win-win solution,
kan? Kalau masih ada kesulitan, konsultasikan lagi mengenai hal ini ke konselor
laktasi atau DSA nya si cinta ya.
Nah, kalau cara pelekatan, bisa belajar dari konselor ASI atau DSA masing-masing. Aku pribadi punya tips: pelekatan lebih mudah kalau posisinya mengarahkan PD ke mulut bayi mulai dari bagian bawah dulu. Kayak gambar di bawah ini:
Pelekatan menyusui yg paling mudah. Sumber gambar: pinterest. |
Atau coba lihat video disini, dari semua video yang beredar di YouTube, penjelasannya di video ini cukup bagus. Dia ngejelasin dengan baik apa resiko kalau pelekatan gak pas. Tapi in English ya, gak ada subtitlenya.
3. Kenali Foremilk dan Hindmilk.
Singkatnya, foremilk itu ASI depan (sering diibaratkan sebagai
“minumnya” bayi. Sementara hindmilk adalah susu belakang yang buanyak
lemaknya. Keduanya penting, tapi memang hindmilk lebih signifikan dalam
meningkatkan berat badan bayi. Ada beberapa ibu yang ASI nya dueres banget
sehingga bayi sudah kenyang duluan hanya dengan minum foremilk.
Solusinya adalah dengan pumping sebelum bayi nenen.
Kiri: foremilk. Kanan: hindmilk. Kalau dalam ASIP, hindmilk itu biasanya bakal naik ke atas, bagian yang keliatan buanyak banget lemaknya. Itu syedaaap buat bayik. Sumber foto: AIMI ASI. |
Atau bisa juga satu PD disusuin ke anak, satu lagi di pumping. Ini
juga bagus banget karena hisapan si kecil akan merangsang produksi ASI di PD
sebelah yang lagi di pumping. Alhasil, ASI yang lagi di pompa pun bakal
banyak. Cara ini efektif sampai kira-kira bayi sudah mengenali pabrik
kesayangannya. Usia 7 bulanan, kalau dia tau pabrik ASI nya ini diganggu gugat
sama alat pompa ASI sekalipun, bisa-bisa dia marah, lho! Wehehehe.
4. Pilih Pompa ASI yang tepat.
Masih berkaitan dengan poin nomor 3, aku pribadi menyarankan untuk beli
pompa ASI yang double pump karena sistem pada double pump
memungkinkan ASI keluar lebih optimal. Dua payudara yang dipompa sekaligus,
bisa saling menstimulasi satu sama lain untuk mengeluarkan ASI. Soal harga yaa
yuk nabung dari sekarang! Wehehe. Harga pompa ASI double pump memang kebanyakan
di atas 1 jeti. Tapi ada kok yang gak sampe 2 jeti.
Ngepompa ini banyak manfaatnya. Pertama, manajemen ASI. Agar ASI kita tetep
banyak, kudu “diminta” terus, selain dengan dinenenin juga dengan di pompa.
Kedua, stok kalau sewaktu-waktu kita keluar rumah. Ketiga, membantu kelancaran
ASI agar nggak nyumbat. Serius, nggak ada bunda yang mau ASI nya nyumbat.
Baca juga: Review Pompa ASI
5. Sebisa Mungkin Hindari Dot dan teman-temannya.
Aku tau ini syusah. Secara, keberadaan dot udah mengakar kuat di lingkungan
masyarakat kita. Kalau mau pake selain dot, memang tantangannya besar. Pertama,
dari bayinya sendiri. Tapi bayi cenderung mudah banget kok buat beradaptasi.
Kedua, ini nih yang susah, pihak yang memberi ASIP. Nggak semua rewang atau
bahkan orang tua kita mau diminta tolongin nyuapin ASIP pakai cup feeder,
soft cupfeeder, atau sendok stainless. Kebanyakan akan langsung memberi
dot.
Yaa gak papa se. Yang penting kita tau resikonya aja, jadi kita tau gimana
mencegah resiko membesar. Dot sangat berpotensi membuat bayi bingung puting dan
berujung pada menurunnya produksi ASI. Bingung puting sendiri ada 2, yang
kentara ama yang nggak kentara. Bingung puting tipe pertama sangat mudah dilihat.
Tau-tau bayi nggak mau netek aja dan memilih minum dari dot aja. Kalau udah
gini, nggak perlu cemas buibu. Tunggu aja dan tetep ajak nenen pelan-pelan,
terutama di malam hari.
Bingung puting tipe kedua ini yang agak bahaya, karena ndak kelihatan. Tanpa
sadar, produksi ASI yang dipompa terus menurun. Ini karena bayi tidak lagi bisa
melekat sempurna dan males nenen. Sebab, mekanisme pada botol dot sangat
memudahkan bayi sehingga bayi nggak perlu mengeluarkan tenaga extra seperti
kalau lagi nenen. (mengenai cara nenennya bayi, coba cek poin nomer 1 di atas
ya).
Aku juga pernah ngalamin bingung puting saat Mahira aku tinggal seharian ke
Jogja. Buntutnya adalah aku mastitis! Huhuhu. Akhirnya kapok dan aku beralih ke
botol sendok. Thanks to mbak Nindha yang udah merekomendasikan produk ini.
Anyway, ini nggak promosi ya. Memang salah satu media yang cukup baik aja untuk
memberikan ASIP.
Botol sendok merk Nursin Smart. Sumber gambar: tokopedia. Harganya lebih mudah ketimbang Medela Softcupfeeder dan menurutku lebih enak dan mudah digunakan plus mudah banget dicucinya. Wehehe. |
Tips: kalau mau pakai dot, kebanyakan bunda memilih botol yang wideneck
dan tetap menyusui bayinya setiap hari untuk mencegah bingung puting. Kalau
sudah bingung puting, masih bisa kok diupayakan dengan relaktasi. Ndak perlu
terlalu khawatir, yes.
6. Berkumpul dengan Lingkungan yang Suportif.
Poin ini juga nggak kalah pentingnya. Suami yang sepaham, orang tua yang
pengertian, mertua yang mendukung, serta lingkungan yang nggak rese-rese amat,
akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya ibu menyusui.
Sebisa mungkin selow aja saat dapet kritikan sok tau dari orang lain
seperti:
“eh, kok makan pedas sih, nanti ASI nya jadi pedes lho!”
“eh, kok makan ikan sih, nanti ASI nya asin, lho!”
“eh, kok anaknya gak dikasih sufor sih? gak dikasih gedhang, sih?”
Baca juga: Holy-MYTHS! 16 Mitos Setelah Melahirkan.
7. ASI Booster terbaik: Be HAPPY!
Bunda bisa mengonsumsi ASI booster apapun. Banyak banget kan yang jual dari yang bentuknya bubuk, jus, sampe yang cookies. Kalau aku pribadi kemarin pakai booster berupa sayur daun katuk, susu kedelai, ngaji, dengerin lagu-lagunya Coldplay, dan nonton film! Pokoknnya kudu happy!
Percaya atau endak, setelah melahirkan, apa yang kita pikirkan akan sangat
berpengaruh kuat terhadap tubuh kita dan bayi kita. Kalau kita stres, bayi
sangat berpotensi ikut stres dan BB nya nggak naik dengan baik. Ini sempat aku
alamin juga, nenenin sambil stres, terlalu banyak pikiran, dan nangis
tersedu-sedu gegara ada suatu masalah pasca lahiran. Efeknya jadi ke Mahira
deh. Duh, kalau inget aku bener-bener ngerasa bersalah banget.
Cara agar happy gimana.. kumpul dengan orang-orang yang punya energi
positif. Jalan ke mall, kalau kepengen. Nonton film, juga boleh-boleh aja.
Makan makanan yang disukai, jalan-jalan sore sama suami dan bayi, atau sekedar
ke supermarket aja udah bisa jadi hiburan buat bunda baru. Wahaha.
8. Follow Akun-Akun Pro Menyusui.
Aku ada beberapa rekomendasi akun untuk difollow, seperti:
@id_ayahASI
@AIMI_ASI
@AIMIJogja
@parentalk.id
@drtiwi
@diniadityarini
dan tentu saja
@nabillaDP
Hehehe. Sekian dulu tulisan tentang Seri Menyusui kali ini. Semoga
bermanfaat ya. Mau diskusi boleh nih isi kolom di komen di bawah ini :)
Oke sip udah aku bookmark mbak. Sangat bermanfaat secara aku lagi hamil dan sebulan lagi akan melahirkan. JAdi suka deg deg an bisa ngasih ASI nggak ya...pas banget nemuin artikel ini :) Makasih ya mbak
BalasHapusBisa insya Allah mba, keyakinan modal utama :D semoga lancar ya mba sampai lahiran nanti aamiin :)
HapusWah lengkap mba. Informatif banget bagi ibu yang menyusui.
BalasHapusalhamdulillah mba semoga bermanfaat ya :)
Hapusartikelnya saya bookmark yaa, Mba. Kebetulan banget saat ini saya sedang hamil dan butuh banyak info tentang menyusui :)
BalasHapusArtikelnya lengkap banget, saya suka sedih kalau baca artikel menyusui, soalnya dua anak saya nggak lulus ASI sampai 2 tahun, anak pertama sampai 14 bulan, anak kedua sampai 6 bulan, berhenti ASI trus pas setahun nyambung lagi ASI, alhamdulillah ASI keluar lagi
BalasHapusLengkap ya sharingnya, kalau inget jaman menyusui ada suka duka hehe mulai dari ngerasain puting lecet, nyusuin tengah malem dll. Tapi nikmat banget ya jadi jbhbitu.
BalasHapusInfonya lengkap mba, dan mungkin bagi sebagian orang khususnya busui juga belum paham jika menyusui juga butuh pengetahuan, misal posisi menyusui.
BalasHapusSharing positif begini semoga banyak yang menyebarluaskan ya
Keren nih bunsaayy, harusnya saya baca artikel kayak gini dulu sebelum melahirkan.
BalasHapusBiar gak drama-drama banget waktu menyusui hahaha
Dan emang bener sih, saya malah bisa sukses ASIX saat anak kedua.
KArena anak kedua, saya urus sendiri, sejak 30 jam pasca sesar sampai hari ini.
Gak ada keluarga, gak ada teman.
Jadi bebassss, gak ada yang dikte gini gitu, saya susuin dengan keras kepala, dan Alhamdulillah bisa meski dramanya juga banyak haha
bener2 mbak. asi booster terbaik itu BAHAGIA. aku soale udah ngalamin sendiri. pas banyak pikiran rungsing, produksi asi ku menurun
BalasHapusPenting banget ini Mbaaak infonya. Saya sendiri punya pengalaman kurang baik saat anak saya harus rawat inap di perinatal di usianya 4 hari, dan tidak tersedia kamar room in. Duh sedih kalau ingat ini, karena dampaknya ternyata panjang.... Semoga makin banyak rumah sakit yang memperbaiki SOP lebih BF friendly ya....
BalasHapusJadi teringat kakak ipar saya setelah baca postingan ini. Kakak ipar saya pernah pakai pompa ASI beberapa tahun yang lalu. Walaupun aku belum menikah dan belum punya anak tapi aku setuju banget sama semua poin di atas. Poin terakhir memang penting bila si ibu aktif di sosmed. Kalau di kampungku masih jarang ibu-ibu yang pakai sosmed.
BalasHapusAku dulu follow akun-akun tersebut Mbak, tapi lama-lama stress sendiri karena aku orangnya terlalu perfeksionis. Tapi buat nambah ilmu bisa banget memang, tapi jangan sampai terlarut-larut dalam komentar ibu-ibu lainnya :D
BalasHapusMasalah menyusui bukan sekedar masalah yang terjadi pada kalangan ibu ibu.
BalasHapusMemang ada ibu ibu yang mudah menyusui bayi dan ada pula yang susah. Yang penting enjoy aja menyusui
Bersyukurlah para ibu yg berhasil menyusui dgn ASi sampai 2 thn krn banyak sekali manfaatnya... Alhamdulillah..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusThanks info nya, dulu ku waktu menyusui sering banget skin to skin biar baby nya happy dan kita lebih tenang menyusui
BalasHapusSupport system itu penting banget ya mba terutama orang tua (ibu dan mertua).. yang bikin gagal menyusui itu salah satunya saat tiba2 dihadapi masalah menyusui di luar dugaan dan support systemnya gak bagus.
BalasHapusAku waktu menyusui anak pertama masih kuliah dan lagi skripsi hahahahaha. Hebohnya minta ampun. Alhamdulillah wisuda sukses
BalasHapusInfonya lengkap dan detail sekali. Bagus banget buat para ibu menyusui, di save buat saya nanti kalo punya baby
BalasHapusAkuAkeseringan posisi yg side lying biar baby lsg tidur gitu mba,, walaupun akhirnya Aku ikutan tidur juga��
BalasHapusArtikel seperti ini pastinya bakal dibutuhkan sama ibu yang baru mulai menyusui. Duli, saya seringnya menyusui sambil tidur. Tetapi, saya memang mudah terbangun. Kalau yang gak lelap, kayaknya juga gak disarankan untuk menyui sambil tidur
BalasHapusAlhamdulillah rumah sakit tempat saya bersalin dulu pro ASI. Setelah lahiran ada dokter dan suster yang tang mengajari cara menyusui dengan benar. Memberitahu makanan dan minuman yang baik untuk ibu menyusui
BalasHapusPas banget aku lagi tahap menyusui Binar, dulu anak pertama pernah bingung puting. Jadi menolak nen langsung karena keasyikan asi botol
BalasHapusWaktu menyusui anak pertama, aku pernah ngalamin perlekatan yang salah..duuh sampe stress karena bayi salah menyusu dan akunya merasa kesakitan. Tapi untungnya di rumah sakit bidan dan perawatnya sabar dan support banget jadi bisa cepet ngatasinnnya. Pas dirumah juga dibantu kaka ipar supaya menyusuinya pas perlekatannya.
BalasHapusLengkap banget Mbak, aku baru tahu soal panduan dari WHO ini, kudet banget ya aku. Mau kushare ke temen2ku busui ah
BalasHapusaku dulu sempat demam gara-gara bengkak karena produksi asi banyak tapi bayinya minumnya sedikit pas baru lahir
BalasHapusjaman sekarang enaknya karena sudah banyak rumah sakit yang menerapkan inisiasi menyusu dini sehingga ibu dan bayi dijadikan satu di dalam kamarnya ya.
BalasHapusMbak aku belum nikah gak tahu apa-apa masalh ini. Tapi ini ilmu baru buat belak nanti kalau punya anak. kalau misalnya lagi bad mood apakah mempengaruhi ke asinya gak bund?
BalasHapusoh my ini komplit banget penjelasannya tips menyusui. Jadi kangen menyusui bayi deh. eh hehe. Ilmu ini aku dulu udah terapin dan memang banyak asi kalau dipumping. Adikku pun ku ajarin pumping, tapi sayang anaknya dikasi dot akhirnya binung puting deh
BalasHapusOh, aku baru tau mengenai hindmilk dan foremilk. Pantesan dulu pas aku nyusuin, anakku suka gak mau pas dapetnya foremilk. Makasih sharing nya ya, Mba :)
BalasHapusBarakallahu fiik, mba...infonya.
BalasHapusAku dari dulu baca hindmilk sama foremilk, tapi gak paham.
Setelah baca tulisan (lengkap) ini...aku jadi paham.
Bagaimana pelekatan pada bayi seharusnya agar bisa dapat hindmilk.
Mantap deh. Lengkap bgt say tipsnya. Moga makin banyak ibu2 yg berhasil menyusui hingga tuntas ya ��
BalasHapusWah, lengkap banget infonya tentang cara menyusui ini. Bagus utk para ib7 yga lagi mempersiapkan kelahiran sang permata2 hatinya kelak.
BalasHapusJadi inget masa2 awal menyusui
BalasHapusAlhamdulillah dapet RS yg sangat support
Awalny ASI g keluar, tp dokterku n suamiku ngedukung n ngeyakinin bisa keluar
Alhamdulillah bisa
Aku jg g gunain empeng sm botol susu mb
Langsung aj
Eh skrg dah pakai gelas sih
Anakku dah 21 bulan
3 bln lg
Moga2 makin banyak ibu2 d sana yg bisa mngASIhi anakny
Itu doaku
Alhamdulillah aku lancar kasih ASI pada anak-anakku. Keduanya disambung botol susu karena aku kerja. Tapi aku tetep ASI eksklusif sih. Bantuannya ya perah ASI, meski pegel. Kalo pumping ASI di tempat kerja yang suka henoh. Karena aku ibu pertama yang pompa ASI dan menyimpan stok di kulkas kantor, hahahaha...pada nontom sesama perempuan, bikin syebel kaaan
BalasHapusAku baca ini kok deg-deggan ya Mba, hehehe secara aku belum pernah menyusui dan sedang berusaha untuk memiliki momongan. Bismillah semoga semuanya berjalan dengan lancar, karena ada yang katanya asinya nggak keluar. Perjuangan pertama memang sakit gitu katanya, ah semoga bisa melewati semua fase itu dengan baik dan mudah.
BalasHapusYang pasti sih harus ada niat dan komitmen yg kuat dari ibu untuk menyusui karena itu sulit, berat, dan sakit. Kalo nyerah, ya gak jadi menyusui.
BalasHapusAku pas anak pertama perjuangan banget menyusuinya, karena lingkungan keluarga besar yang kurang support. Dan ditambah masih kerja, dimana lot kerjaannya ampun2 deh. Alhamdulillah tetap bisa menyusui. Dan untuk anak ke2 dan ke3 alhamdulillah dikasih lebih banyak kemudahan sama Allah
BalasHapusYg paling penting adalah sebelum melahirkan udah belajar banget ttg ilmu per-ASI-an :D
BalasHapusSaya merasakan betul soalnya duluanak pertama enggak terllau aware, ndilalah lahirnya BBLR dan yg namanya menyusui akhirnya jd gak semudah teori. Untungnya banyak yg bantu shg bisa lancar menyusui lg. Soal pumping emang kerasa banget, baik ibu RT maupun working mom baiknya pumping.
Catet banget ilmu perASIan gini. Masih banyak Ibu yang belum paham ngeASI walau udah ada anak, kadang ngawur aja sampai ngasih sufor juga padahal ASInya keluar. Kudu banyak dukungan lingkungan sekitar juga
BalasHapusWah, Aku dulu zamannya nyusuin anak-anak gak tahu ilmunya. Menyusui aja secara insting dan kemampuanku. Ternyata banyak yang gak aku tahu. Semoga ibu-ibu zaman sekarang tahu tentang ilmu-ilmunya ini. Untuk kehidupan anak yang lebih baik tentunya.
BalasHapusAku ingat waktu pertama kali hamil, aku dan suami ikut kelas menyusui dan persiapan melahirkan di Melbourne Hospital. Memangbpenting banget untuk tau cara menyusui yang benar.. bahkan sudah tau pun belum tentu bisa lancar terus ya mba
BalasHapusDulu banget pas belum nikah ku dengan PD mau kasih sufor karena masih minim informasi setelah hamil ikutan ini itu jadi tau tentang ASI. Alhamdulilah 2x lahiran, rumkitnya PRO ASI waktu lahiran pertama karena persalinan spontan langsung IMD tapi lahiran kedua karena sesar ga sempat IMD cuman pihak rumkit support ASI jadi aku bertemu Rayi 14 jam setelah ia lahir langsung menyusui deh alhamdulilah meski awalnya ga ada karena sering disusui jadi banyak hingga kini aku masih pompa meski aku di kantor :)
BalasHapussemangat busui ^^
Benar ya Mbak kondisi ibu menyusui itu perlu didukung dan juga informasi yang tepat kalau ada orang yang salah memberikan informasi tentu akan fatal akibatnya
BalasHapusCoba aku baca artikel ini 8 tahun lalu mba, pasti menyusui jadi lebih mudah karena tahu indikatornya. Makasih sharingnya ya mba
BalasHapusPenting banget nih infonya. Dulu aku pernah bermasalah menyusui pas anak pertama. Ternyata pelekatannya gak bener. Setelah ketemu dan Konsul laktasi Alhamdulillah menyusuinya jadi lancar karena posisi baby nyaman. Aku simpen link nya ah, buat dibagi ke temen yang mau lahiran
BalasHapussama kayak Mbak Nia, saya ilmunya coba-coba. anak pertama sempat dikasih sufor karena klinik bersalinnya kurang pro asi. iya sih, saya melahirkannya secara caesar, tapi setidaknya disuruh coba menyusui dulu lah.. tapi ini engga..saya langsung ditawari beberapa merek sufor untuk anak saya.
BalasHapusalhamdulillah 3 hari setelah melahirkan asi keluar, sedikit demi sedikit, lama-lama semakin deras. dan anak kedua, alhamdulillah sama sekali ngga mencicipi sufor sampai usia 1 tahun. dan jujur, saya baru tau soal foremilk dan hindmilk. nanti akan saya infokan ke teman-teman yang baru melahirkan. :)
Dengan sangat terpaksa dulu anak-anakku harus ngedot. Saat mereka lahir aku masih ngantor soalnya. Mau ga mau sambung lah dengan dot ya ASIPnya.
BalasHapusPengetahuan tentang menyusui ini penting untuk para calon ibu agar enggak stress saat menemui kendala ketika hendak mengASIhi.
Setuju mba.
BalasHapusPenting banget dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung program ASI ini.
Artikelnya sangat lengkap sekali ya.
Terus, pas nonton videonya, aku terharu karena bisa ikut merasakan bonding hanya dengan menonton.
Itulah kenapa kita (muslimah) dianjurkan menyusui bayi kita hingga 2 tahun.
Aku percaya pasti ada alasan kuat dibalik itu semua.
yaaay, setuju banget Mbak klo ASI Booster terbaik adalah Be HAPPY!
BalasHapuskarena Mama/Ibu yang happy bakalan menghasilkan ASI yang melimpah ruah juga yaaa, baby pun jadi tenang, kenyang dan happy jugaaa doong ;)
Waktu dulu saya masih menyusui ..semua orang bilang : ibu menyusui tidak boleh stress, harus bahagia terus. Supaya ASI-nya banyak keluarnya katanya.
BalasHapusAku suka deh sama tulisannya. Aku jadi tahu banyak soal menyusui hehehehe. Aku izin share ya Mba, soalnya banyak teman-temanku yang udah punya anak jugaa hehehe
BalasHapusBaru tau aku mba, posisi posisi menyusui tersebut ada namanya. Aku kirain posisi begitu ya karena senyaman ibu dan anaknya aja.
BalasHapusternyata menyusui tidak semudah yang dibayangkan ya mbak. Sahabatku ada yang baru menyusui anaknya nih. Aku pasti share artikel ini ke dia deh.
BalasHapusAduh jadi ingat pengalaman menyusui anak pertamaku. Lelah memang ya jadi ibu. Mana si bayi mau nyusu terus. Baca ini aku jadi tau jangan-jangan kemarin si kecil nangis karena gak nyaman posisinya
BalasHapus