Apakah bentuk payudara, besar, sedang, ataupun kecil, memengaruhi
keberhasilan menyusui? Bagaimana dengan bentuk puting, apakah bentuk puting
juga jadi penentu suksesnya seorang bunda nenenin bayinya?
Jawabannya: tidak 💋
Bentuk Payudara dan Pasokan ASI
Mau payudaranya guede banget, gede aja, sedengan, kecil, atau kecil banget,
semua ibu punya peluang yang sama untuk sukses menyusui anaknya. Payudara (kita
singkat PD aja ya) yang besar, biasanya menunjukkan banyaknya lemak dan hal
tersebut tidak berbanding lurus dengan banyaknya kelenjar ASI di dalamnya.
Beberapa ibu hamil, memang mengalami perubahan PD yang signifikan, biasanya
pada pertengahan atau akhir kehamilan. Ada juga ibu-ibu yang size PD-nya tetap.
Dan ini nggak masalah, kadang memang ada pengaruh hormon atau keturunan.
Periksa kembali apa aja yang menjadi faktor penentu pasokan ASI terbatas.
Hal yang memengaruhi banyak dan lancarnya produksi ASI yang paling utama adalah
berapa banyak si kecil menyusu. Semakin sering
si kecil menyusu, semakin banyak pula ASI yang dikeluarkan oleh payudara ibu.
Hal ini disebabkan cara kerja ASI itu dia akan keluar sesuai permintaan.
Baca juga: Mengapa ASI adalah yang Terbaik?
Coba baca lebih jelas di sumber ini. Nah, jadi ibu-ibu kalau ada yang
nyeletukin bentuk PD-nya kecil dan pesimis kita bakal nggak sukses menyusui,
itu jelas-jelas nggak tepat. Begitupun kalau ada artikel, dokter, atau konselor
yang mengatakan hal serupa. Allah dengan sangat adil memberikan kita peluang
yang sama untuk menyusui, apapun bentuknya.
Agar berhasil, harus bagaimana?
Bersyukur anak kita adalah manusia, bukan robot. Dia
punya karep atau keinginan, bisa merasa nyaman, dan bisa beradaptasi
dengan kondisi bundanya. Masih ingat kan ada beberapa posisi menyusui yang bisa kita terapkan sesuai dengan kondisi masing-masing?
Nah, posisi menyusui ini bisa membantu banget buat
kita yang punya payudara serta puting dengan bentuk tertentu. Misalnya,
biasanya yang payudaranya besar cenderung lebih mudah dengan posisi football
hold, hal ini pernah aku baca juga di salah satu artikel saat aku masih
susah nyusuin dulu. Kemudian, yang putingnya agak mendelep/masuk ke dalam
biasanya lebih mudah dan nyaman dengan cara tiduran. Kalau yang punya payudara
tidak terlalu besar, posisi menyusui normal dengan di dekap di depan kerap jadi
andalan. Tapi balik lagi, semua ini sangat subyektif. Untuk mengetahui posisi
wuenak saat menyusui, ya silakan dicobain satu-satu yah, bun!
Baca juga: Panduan Sukses Menyusui
Bagaimana dengan bentuk puting?
Sebelum hamil dan melahirkan, aku sama sekali nggak
tau kalau di dunia ini perempuan memiliki beragam bentuk puting. Ada berapa
jenis emangnya? Ini aku ambil dari websitenya AIMI ASI :
Sumber: AIMI ASI |
Dalam website tersebut (hal ini juga dijelaskan oleh
DSA-nya gendhuk) bahwa apapun bentuk putingnya tidak ada kaitannya dengan bisa
atau tidaknya seorang bunda menyusui bayinya.
Hal ini disebabkan seorang bayi tidak menyusu pada puting, melainkan pada payudara. Puting itu kan hanya bagian depan saja, dia berfungsi kayak pintu keluarnya ASI. Kalau bayi hanya menyusu pada puting, kemungkinan besar yang ada puting kita lecet dan itu menunjukkan pelekatannya nggak sempurna. Bayi yang melakukan pelekatan sempurna akan mangap cukup lebar dan bisa jadi menutupi sebagian (kalau areolanya lebar) atau seluruh areola.
Hal ini disebabkan seorang bayi tidak menyusu pada puting, melainkan pada payudara. Puting itu kan hanya bagian depan saja, dia berfungsi kayak pintu keluarnya ASI. Kalau bayi hanya menyusu pada puting, kemungkinan besar yang ada puting kita lecet dan itu menunjukkan pelekatannya nggak sempurna. Bayi yang melakukan pelekatan sempurna akan mangap cukup lebar dan bisa jadi menutupi sebagian (kalau areolanya lebar) atau seluruh areola.
Eh, udah tau areola belum? Itu lho, lingkaran yang
warnanya lebih gelap dari warna payudara. Kadang, ada perempuan yang sebelum
hamil, diameter areolanya biasa saja, begitu hamil tiba-tiba melebar dengan
sendirinya. Kayak gini, juga salah satunya pengaruh hormon. Setiap perempuan
bisa berbeda-beda.
Nah, mengenai jenis puting ini, memang ada
macam-macam. Memang pada umumnya, ibu dengan puting yang normal cenderung lebih
mudah menyusui. Kalau yang oversized dan under sized niple,
kadang agak kesulitan, tapi ya bisa lancar kalau sudah nemu posisi menyusui
yang pas. Lha, walaupun si ibu punya normal nipple tapi kalau
pelekatannya nggak sempurna atau nggak mau nenenin anaknya, yaa mana bisa
sukses menyusui?
Bentuk puting yang kerap menemui kesulitan adalah flat,
depressed, dan inverted nipple, atau bentuk puting yang datar, rata,
dan terbenam. Sebab, bentuk puting ini agak unik, dia gak menonjol kayak puting
pada umumnya.
Nah, kalau kayak gitu, gimana nyusuinnya?
Coba temen-temen yang pernah ngalamin bisa konsul ke
konselor ASI atau DSA. Aku punya saudara yang mengalami hal ini dan dia masya
Allah sangat gigih plus kreatif dalam menyusui. Dia sama sekali tidak
menjadikan bentuk puting, yang sudah dikasih Allah sedemikian cakepnya itu,
sebagai alasan untuk tidak menyusui, sebab pasokan ASI-nya cukup banyak.
Terbukti dari pertumbuhan anaknya, serta kalo udah pumping, beuh,
tumpeh-tumpeh itu botol-botolnya. Ini jadi bukti nyata bahwa nggak ada
hubungannya puting yang inverted, flat, atau depressed
dengan pasokan ASI.
Sekarang sudah ada produk yang membantu para bunda
dengan bentuk puting seperti ini. Bersyukur ya, jadi semakin hilang
alasan-alasan untuk tidak menyusui. Kalau zaman dulu sih, bolehlah alasan
karena terbatasnya wawasan maupun fasilitas. Kalau sekarang? Ada alat namanya nipple
shield yang bisa dipasang di puting saat menyusui. Fungsinya sebagai
perangsang aja, memang awalnya lidah si kecil tidak langsung menempel pada
areola ibu, tetapi kalau terus dirangsang, nipple-nya bisa keluar dan nipple
shield-nya bisa dicopot deh.
Saudaraku itu, nggak cocok pake nipple shield. Anaknya
nggak mau nenen kalo pake alat itu dan putingnya terasa sakit, memang ada
beberapa yang memberi efek demikian. Nah kalo gitu gimana dong? Akhirnya dia
rangsang pake dot dan berhasil. Kalau sudah keluar, baru dotnya dilepas dan
bisa nenen normal kayak biasanya. Memang sebetulnya penggunaan nipple shield
dan dot tidak dianjurkan, tetapi waktu itu saudaraku udah cukup pusing dengan
kondisinya, sehingga dia mencari solusi terbaik dan buat dia, itulah solusinya.
Namun penggunaan media seperti nipple shield
sebaiknya tidak dilakukan di awal-awal menyusui, sebab 1-2 bulan pertama itu
waktu yang terbaik buat bayi untuk belajar pelekatan dengan tepat. Kalau sudah
dikasih media, kemungkinan besar akan terganggu belajarnya. Ini sekedar saran
saja, selebihnya konsultasikan dengan konselor masing-masing sesuai dengan
kondisi.
Jadi ya memang yang perlu ditingkatkan dan disesuaikan
adalah kreativitas dan perjuangannya. Sekali lagi, bukan berarti yang punya normal
nipple itu nggak berjuang juga. Siapa tau mereka punya tantangan yang
berbeda, ya kan? Kita sama-sama pejuang ASI yang tangguh kok, ihiy!
Kalau ini, ada beberapa saran dari AIMI ASI mengenai
teknik menyusui untuk ibu dengan puting inverted:
1. Tidak perlu menarik-narik puting saat trimester
terakhir karena dalam memicu kontraksi dini dan bayi bisa lahir prematur.
2. Awal-awal menyusui bisa saja cukup menantang dan
tidak mudah, tetapi posisi pelekatan yang baik dan benar bakalan sangat
membantu. Oleh karenanya jangan ragu untuk menemui konselor laktasi.
3. Ini sekali lagi harus diingat, bayi TIDAK menyusu
pada puting, melainkan pada payudara dan melibatkan sebagian areola.
4. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan biarkan
bayi melekat sendiri pada payudara.
5. Hindari penggunaan nipple shield karena akan
menyakiti puting ibu dan membuat bayi tidak belajar pelekatan dengan benar.
6. Coba beberapa posisi menyusui
7. Merangsang atau menegakkan puting sebelum menyusui
dengan menggunakan pompa payudara tangan, atau menarik halus puting untuk
keluar.
8. Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari
bagian bawah dengan jari-jari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu
jari. Tidak memegang payudara terlalu dekat ke putting (C hold, U hold)
Nah, udah dapat jawabannya kan? Meskipun putingnya normal, payudaranya ideal, tapi kalau ndak rutin nenenin bayinya, atau bahkan nggak mau nenenin yaa tetep aja nggak akan sukses menyusui. Faktor internal emak-emak tetep ngaruh kok, mau gimanapun bentuk pabriknya: niat, kreativitas, dan kegigihan.
Nggak percaya? Nih ada sharing dari ayah ASI, yang awalnya dia sama istrinya sangat pesimis karena istrinya punya puting inverted. Saat anak kedua, mereka lebih percaya diri, dan nyatanya lebih sukses menyusuinya. Puting yang unik dan spesial, memang perlu cara yang spesial pula. Dan percayalah sama anak kita, insya Allah dia akan membantu membukakan "pintu pabrik" kesayangannya itu 😍
Nah, udah dapat jawabannya kan? Meskipun putingnya normal, payudaranya ideal, tapi kalau ndak rutin nenenin bayinya, atau bahkan nggak mau nenenin yaa tetep aja nggak akan sukses menyusui. Faktor internal emak-emak tetep ngaruh kok, mau gimanapun bentuk pabriknya: niat, kreativitas, dan kegigihan.
Nggak percaya? Nih ada sharing dari ayah ASI, yang awalnya dia sama istrinya sangat pesimis karena istrinya punya puting inverted. Saat anak kedua, mereka lebih percaya diri, dan nyatanya lebih sukses menyusuinya. Puting yang unik dan spesial, memang perlu cara yang spesial pula. Dan percayalah sama anak kita, insya Allah dia akan membantu membukakan "pintu pabrik" kesayangannya itu 😍
Para bunda punya pengalaman serupa? Share disini yuk, happy
breastfeeding Mom!
wah, nice sharing. menyusui memang banyak tantangannya ya :)
BalasHapusiya mba betul sekali, sangat menantang :D
HapusWah ternyata ga masalah ya meski puting rata gitu?
BalasHapusBanyak teman saya yang nyerah gegara puting datar.
Saya juga dulu anak pertama gitu hehehe, tapi anak kedua dipaksa harus bisa, akhirnya ditarik sendiri ama bayi dan Alhamdulillah bisa juga :D
iya mba memang lebih challenging, wajar kalau banyak yg nyerah.
Hapustapi sebetulnya usahanya perlu lebih kreatif lagi, insyaallah bisa neneninnya..
nah itu mba ada pengalaman juga hihi :D