Mungkinkah ASI terbatas? Pada dasarnya ASI itu cukup buat bayi, tapi memang ada kondisi dimana bunda terbatas memberi ASI, jadi ya.. sangat mungkin. Eits, tapi jangan pesimis dulu. Di
postingan ini, aku akan mengulas mengenai apa sih pasokan ASI yang terbatas itu?
kok bisa demikian, dan gimana ngatasinya?
Perbedaan Istilah
Pertama, perlu diketahui dulu beda antara Low Breast Milk Supply (LBMS) dan
True Low Milk Supply (TLMS). Kedua istilah itu aku ambil dari website www.verywellfamily.com,
kalau dalam bahasa Indonesia, sekilas artinya sama: pasokan ASI rendah dan
pasokan susu rendah. Tapi dalam istilah, LBMS dan TLMS ada bedanya.
Low Breast Milk Supply atau pasokan ASI rendah / terbatas, dalam banyak kasus, bisa
ditingkatkan dengan cara 1) memastikan bayi sudah benar pelekatannya, 2) menyusui
langsung lebih sering, dan 3) pumping rutin, bisa setelah atau saat menyusui. Jadi penyebabnya bisa jadi karena si ibu hanya "merasa" ASI nya kurang.
Tapi kalau True Low Milk Supply, biasanya upaya-upaya di atas nggak bisa meningkatkan pasokan susu secara signifikan, sehingga bunda yang mengalami TLMS sebaiknya memahami kondisinya sebelum dan setelah melahirkan, serta butuh konsultasi dengan DSA maupun konselor laktasi.
Tapi kalau True Low Milk Supply, biasanya upaya-upaya di atas nggak bisa meningkatkan pasokan susu secara signifikan, sehingga bunda yang mengalami TLMS sebaiknya memahami kondisinya sebelum dan setelah melahirkan, serta butuh konsultasi dengan DSA maupun konselor laktasi.
Oleh karenanya, para bunda kalau sambat karena nggak bisa menyusui
atau bahkan sudah su’udzon duluan ASI nya gak cukup, jangan langsung
menyimpulkan bahwa air susuku sedikit, nih. Intinya, nggak boleh pesimis
duluan, meskipun lingkungan mulai rese’ dan ngomporin, “duh ASI nya itu nggak
cukup kayaknya, bayinya lapar terus,” dan lain sebagainya.
Pada dasarnya ASI itu cukup. Kalau kita ngerasa pasokan ASI rendah atau terbatas, cek dulu indikatornya, salah satunya
yang paling gampang itu: pipis bayi. Kedua, cek pertumbuhan. Banyaknya ASI pas
lagi pumping nggak bisa jadi indikator sebab pompa ASI itu
cocok-cocokan, pake alat A hasil dikit, pake alat B bisa jadi melimpah.
Nah, kalau udah cek indikatornya, lakukan perbaikan pelekatan, dan berbagai
tips yang sudah aku posting di halaman Panduan Sukses Menyusui. Bisa juga konsul ke konselor laktasi. Insya Allah di
kota-kota besar sudah banyak ya yang namanya konselor laktasi ini.
Balik lagi ke LBMS dan TLMS (ya.. singkatannya susyah juga), apa aja
penyebabnya?
Berbagai Macam Penyebab
Pertama, aku ulas mengenai penyebab LBMS dulu ya, yang sifatnya lebih cepat
diatasi. Penyebab low breast milk supply ini antara lain:
1. Pelekatan tidak tepat. Let me tell you something, pelekatan yang nggak
tepat ini bisa jadi akar dari masalah selanjutnya seperti puting lecet dan
mastitis. Makanya, pelekatan selalu menjadi hal yang amat sangat penting.
2. Dedek bayi nggak minum ASI secara efektif, misalnya kebanyakan minum foremilk
ketimbang hindmilk. Biasanya hal ini malah dialami oleh bunda yang
hiperlaktasi.
3. Bayi mulai dikasih susu formula. Di buku Ayah ASI juga diberbagai
artikel edukASI, susu formula itu membuat bayi lekas kenyang. Jadi ya.. bisa
dibilang efeknya males nenen, soalnya udah wareg.
4. Riwayat operasi payudara yang memengaruhi kelenjar ASI.
5. Mastitis. Ini ada hubungannya juga ama pelekatan yang benar, poin nomor
1 di atas.
6. Minum pil KB yang mengandung oestrogen.
7. Merokok, dan gaya hidup ndak baik lainnya.
8. Obat-obatan, untuk itu ibu menyusui juga nggak bisa sembarang minum
obat.
9. Karena hal-hal medis lainnya, ini pun sangat jarang.
Dari poin 1-9 di atas, udah kebayang kan solusinya? Coba cek gambar di
bawah ini ya:
Sekarang kita beralih ke true low milk supply. Meskipun penyebabnya
lebih complicated, TLMS ini dalam banyak situasi, juga bisa kok ketemu apa akar
masalahnya, diperbaiki, dan akhirnya produksi ASI kembali meningkat. Ada banyak
penyebab pasokan susu rendah mulai dari emosi hingga pilihan gaya hidup, yaitu:
1. Kelelahan;
2. Stres atau depresi (ibu dengan baby blues mungkin saja terkendala
dalam menyusui. pada awal menyusui, aku sempat stres dan itu SANGAT memengaruhi
supply ASI ku. Aku sempat cerita di postingan ini);
3. Ada riwayat operasi payudara, atau berbagai prosedur payudara yang
melibatkan sayatan di dekat puting atau areola yang dapat merusak saluran susu
seperti ditindik;
4. hipotiroidisme;
5. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS);
6. proses melahirkan yang sangat sulit, begitupun pemulihannya;
7. menggunakan obat-obatan tertentu;
8. Terlalu kurus atau obesitas (berat badan ekstrim);
9. Hypoplastic Breast;
10. A retained placenta (plasenta yang tertinggal);
11. terserang penyakit atau infeksi tertentu;
12. gaya hidup, termasuk merokok, minum alkohol, atau terlalu banyak
kafein;
13. sedang menstruasi;
14. hamil lagi;
15. kanker payudara; dan
16. kegagalan laktasi (kondisi ini langka banget)
Beberapa penyebab di atas, sudah bisa dideteksi sejak sebelum melahirkan, misalnya PCOS, gaya hidup, kanker payudara, ada riwayat penyakit tertentu, dan lain sebagainya. Buat yang sudah ketauan penyebabnya begini, baiknya lebih selektif lagi dalam memilih dokter SpOG dan dokter SpA. Konsultasikan yang baik, sebab penyakit di atas tidak berarti pupus harapan untuk menyusui. Percaya, insya Allah semua ada solusinya.
Beberapa penyebab di atas, sudah bisa dideteksi sejak sebelum melahirkan, misalnya PCOS, gaya hidup, kanker payudara, ada riwayat penyakit tertentu, dan lain sebagainya. Buat yang sudah ketauan penyebabnya begini, baiknya lebih selektif lagi dalam memilih dokter SpOG dan dokter SpA. Konsultasikan yang baik, sebab penyakit di atas tidak berarti pupus harapan untuk menyusui. Percaya, insya Allah semua ada solusinya.
Beda lagi kalau ketemu dokter yang kurang supportif, malah menjatuhkan dan
langsung menyarankan susu formula tanpa mau mendeteksi penyebab pastinya.
Menurutku, dokter seperti ini nggak mau bersusah payah membantu pasien dan
sebaiknya dihindari saja ya.
Baca juga: Memilih Dokter SpOG
Solusinya..?
Dilarang malas untuk ke dokter ataupun konselor laktasi. Jangan puas hanya
dengan berdiskusi dengan teman sesama busui, sementara masalah kita belum
teratasi. Beberapa hal dalam menyusui, mungkin sangat subyektif, sehingga perlu
banget kita menemui ahlinya. Di beberapa kota besar, konselor AIMI ASI bisa lho
dikontak dan datang ke rumah. Aku pernah membuat janji dengan konselor AIMI
ASI, meskipun gagal karena ibuku parno banget. Akhirnya aku tetep ke konselor
ASI di RSIA Kendangsari diam-diam, hehehe.
Selain itu, para bunda yang nenenin bisa mencoba cara ini:
1. Terus melakukan proses menyusui. Perlu kita ingat bahwa proses menyusui
tidak hanya transfer nutrisi, tetapi juga transfer hormon dan membentuk ikatan
positif dengan anak. Dengan kita dekap, kita nenenin, kadar kenyamanan bayi tuh
bakal meningkat berkali-kali lipat! Bagi mereka, payudara ibu itu tempat
kesayangan banget deh hihi.
2. Lebih rajin mompa, karena bisa membantu meningkatkan produksi ASI. Pompa
kalau dedek lagi tidur, atau bersamaan saat menyusui. Misalnya dedek nenen di
PD kanan, pompa aja PD kirinya. Ada yang memberikan tips memompa setiap 2-3 jam
sekali untuk menjaga supply ASI.
3. Minum atau makan ASI booster. Wah, kalau yang ini sih udah banyak banget
yang jual ya. Kalau aku dulu cuma dikasih Nutribreast aja oleh dokter, sama
rajin minum susu kedelain, makan sayur katuk, plus makan yang enak-enak.
4. Makan makanan yang sehat dan seimbang. Ini membantu banget buat yang
mengalami supply ASI rendah karena gaya hidup.
5. Istirahat yang cukup. Dulu sih suster di tempat aku melahirkan selalu
nyaranin: kalau baby tidur, bunda juga istirahat. Ini perlu banget sih ya
apalagi kalau newborn dimana baby bangun setiap 2-3 jam sekali untuk nenen.
6. Hindari obat-obatan yang tidak disarankan untuk ibu menyusui, termasuk
juga pemakaian kosmetik tertentu, bila disarankan oleh dokter.
7. Pilah pilih alat kontrasepsi.
8. Dalam beberapa kasus, bayi bisa banget diberi ASI dari pendonor.
Usahakan yang paling utama disusui oleh anggota keluarga yang juga sedang
menyusui, opsi donor bisa menjadi opsi kedua. Bisa juga tanya sama dokter,
kira-kira apakah baby butuh suplemen tambahan sesuai usia dan
kondisinya. Setauku, untuk bayi di atas 1 tahun, sudah boleh kenalan sama susu
UHT. Nah, kalau kayak gitu kan bisa jadi solusi. Mahira juga usia 15 bulan
sudah mencicipi susu segar yang lezat itu.
Aku dulu rajin nyimak video-video dari Global Health Media Project saat kesulitan menyusui dan melakukan pelekatan. Seperti di video di bawah ini yang mengulas tentang Not Enough Milk:
Masih bisa Nenenin gak ya..?
Masih, insya Allah masih banget! Nggak perlu panik dan parno. Aku banyak
menemui ibu-ibu pejuang ASI yang masya Allah.. kendalanya bikin nangis dan malu
sendiri kalo sambat. Tapi semangat dan energi positifnya betul-betul membuat
mereka bisa melalui tantangan dan memberikan ASI secara optimal. Ya itu tadi
lho, kenali penyebab dan atasi. Minta bantuan dokter dan konselor.
Apalagi nih ya, zaman sekarang akses untuk mencari ibu sepersusuan lebih
mudah, mendapat donor ASI lebih mudah, serta insya Allah sebentar lagi
Indonesia punya Human Milk Bank. Hm… wajib banget kita bersyukur.
Sesedikit apapun, jumlah ASI yang masuk ke tubuh bayi tetaplah penting dan
bermanfaat. Selain itu, proses menyusui bisa membantu membangun ikatan yang
kuat dengan anak, memberikan ia kenyamanan, serta kekuatan.
Para bunda, punya pengalaman seperti apa seputar menyusui? Boleh yuk,
sharing di bawah ini. Anyway, sumber bahan untuk postingan ini aku ambil dari
halaman Very Well Family ini dan The Royal Women's Hospital ini. Kalau butuh
wawasan tambahan atau diskusi detail, baiknya segera ke dokter saja ya.. jangan
tanya sama saya, lha saya bukan dokter hehe. Postingan ini aku tujukan untuk
berbagi dan mendukung proses ibu menyusui.
Jadi ingat si sulung yang harus sufor gegara sayanya males usaha dulu hahaha, mengapa saya bilang malas? karena adiknya Alhamdulillah bisa tuh saya kasih ASI Ekslusif, meskipun sebenarnya deg-degan, cukup gak ya ASI saya? :D
BalasHapushihi gapapa mba yg penting sehat bahagia anaknyaa.. :D
HapusAku cocoknya pakai jalan pintas: ASI Booster Tea. Dulu pernah diresepin molocco, tapi ga begitu banyak ngaruh. Terus tau itu dari plasenta hewan jadi gimanaaa gitu hehee.
BalasHapuswah iyakah mba, aku belum pernah denger molocco. iya paling enak ASI booster yang diminum atau dicemil ya mba, langsung abis wehehe
Hapus