Wokey, setelah minggu pertama diisi dengan topik tentang blogging dan sosia
media, minggu kedua ini lumayan asik topiknya: 5 fakta tentang diri sendiri.
Intinya: a self show off :))
Okelah karena aku ngikutin tema tantangan, kali ini aku akan menulis
tentang diriku. Aku harap dari postingan berbau self-love kali ini ada manfaat
yang bisa diambil yak hehehe.
Aku Seorang Introvert
Tapi baru-baru ini aja nyadarnya!
Dulu aku pikir aku seorang ambivert (sisi tengah antara ekstrovert dan
introvert). Aku yakin bahwa aku bukan seorang ekstrovert. Belakangan, lebih
tepatnya pada dua tahun terakhir, aku lebih sering berbicara dengan diri
sendiri, menyelami, dan mengenal diri. Lucu juga rasanya, kok baru di usia 20an
lebih dan saat sudah punya anak baru bener-bener mengenal diri.
Apa ini yang dinamakan proses penemuan jati diri?
Kadang aku merasa kesusahan juga sih, proses ini aku jalani saat sudah
berkeluarga. Tapi di satu sisi aku juga bersyukur, kalau tidak berkeluarga dan
tidak mengalami beberapa guncangan yang terjadi selama dua-empat tahun
belakangan ini, aku mungkin nggak akan pernah mengenal diriku sendiri dan terus
memaksakan diri untuk menyenangkan orang lain dan membiarkan kebutuhan diri.
Balik lagi soal introvert-ekstrovert. Kebanyakan beranggapan orang
introvert itu diam, pendiam, penyendiri, blablabla. Sementara ekstrovert
kebalikannya. Aku pernah baca ada orang yang sharing kalau dalam ilmu
Psikologi, ekstrovert-introvert ini adalah kecenderungan cara seseorang untuk
mendapat energi atau nge-charge diri. Dan kondisi ini bisa aja berubah, serta,
tidak selalu yang namanya introvert itu pendiam.
Oh, aku makin tercerahkan. Apalagi setelah mengikuti beberapa test dan
berbincang dengan psikolog, aku tercengang menyadari bahwa aku adalah seorang
introvert. Keselnya, semua yang dikatakan itu benar semua alias aku banget!
Orang yang belum terlalu mengenal aku, mungkin dalam pandangan pertama akan
mengatakan bahwa, aku adalah seorang ekstrovert. Tetapi yang sudah paham, pasti
bilang aku introvert, apalagi aku hanya punya segelintir sahabat dan
orang-orang yang ku percaya dan pada dasarnya aku kurang suka keramaian kecuali
emang perlu dan tertarik dengan topiknya.
So here I am, an introvert that looks like an ambivert.
Pelaku Nikah Muda
Di tengah hujatan sana sini tentang menikah muda, aku dengan lantang
mengatakan bahwa, saya seorang yang telah menikah muda!
Aku punya pandangan sendiri tentang nikah muda. Meski demikian, aku termasuk
yang menolak nikah dini. Both are different ya! Kapan-kapan insya Allah aku
tulis pandanganku terkait nikah muda ini.
Anak Tunggal yang Menolak Dibilang Manja
Aku adalah saksi hidup bahwa tidak semua anak tunggal itu manja. Manja? Apa
itu? *sombong
Manja cukup ama suami aja lah haha aku nyaris nggak pernah minta dimanjain
ama ortu, walaupun dulu pernahlah ada upaya-upaya dari ibu untuk memanjakan.
Justru aku lebih suka hidup agak jauh dari keluarga besar dan lebih suka dengan
keluarga kecil aja. Hm.. ini mungkin bukti ke-introvert-anku ya hehehe.
Kuliah Hukum Karena Kalah Argumen
AKu juga melalui masa-masa galau jelang kuliah karena susah menentukan kata
sepakat dalam mengambil jurusan. Aku sejak SMA sudah tertarik dengan ilmu
sosial dan ingin mengambil jurusan yang aku banget: komunikasi dan/atau
psikologi. Aku sempat tertarik HI karena terinfluence oleh sahabat sebangku ku
di SMA, juga karena motivasi untuk traveling (apalagi?!) tapi kemudian aku
sadar, itu bukan motivasi yang tepat.
Aku tetap maju daftar ilmu komunikasi, tapi terus ditentang sama ayah yang
menurut beliau ilmu-ilmu di fisip itu bukan ilmu dasar (?). Saat aku mengajukan
alternatif, yaitu psikologi (karena aku dulu sempat ingin jadi psikolog anak)
ayah bilang,
“kamu lihat itu temennya ayah (blio nyebut tetangga lamaku yang kuliah di
psikologi dan agak kacau hidupnya). Itu orang psikologi UGM. U-G-M. Lihat
hidupnya sekarang kek gimana,”
Aku terdiam.
“Ngg.. tapi yah,”
Perdebatan terus berlanjut tapi well, aku kalah argumen. Apalah aku yang
polos-polos ini berdebat ama orang yang suka debat dan sangat tertarik dengan
dunia politik.
“Gimana kalau masuk hukum?”
WHAT? Nggak pernah terbayang sebelumnya, jujur aja. Tapi karena aku
termotivasi dengan mbak Najwa Shihab yang alumni Hukum UI dan beliau juga
menggeluti dunia jurnalistik (seperti yang aku sukai saat SMA dulu), aku
bersedia. Akupun sangat semangat belajar agar bisa masuk hukum UI atau UGM.
Ibuku memang menyerahkan semua urusan mengenai pemilihan jurusan ke aku dan
ayah. Begitu memilih tempat kuliah, ibuku mulai bersuara.
“Bu, Billa pamit mau tes (di UGM), doain ya..”
“Ibu sih sregnya kamu di Malang. Paling ya kamu ketrima disana dan kuliah
disana entar.”
Patah hati banget dengernya.
Singkat cerita, aku akhirnya kuliah S1 di Fakultas Hukum di UB dan S2 di
fakultas yang sama di UGM. Pas udah kuliah di UGM ini, aku kembali terganggu
dengan “minat asli”ku. Alhasil kuliahku jadi gak fokus dan aku semangatku makin
hari makin redup untuk berkarya dan berkarir di bidang ini.
Tapi meski demikian, karena memang sudah jalannya dan sudah kejadian, aku
tetap bersyukur. DI FH UB aku bertemu orang-orang yang tulus hatinya,
orang-orang yang mengajarkanku tentang kehidupan, orang-orang yang menguatkanku
untuk berjilbab, orang-orang yang mendukungku untuk jalan-jalan gratis (baca:
student exchange) dan bertemu suami dengan cara yang lucu.
Pernah Menderita Penyakit Mental
Dan sedang berjuang serta berusaha agar sembuh total dan nggak
kumat-kumatan.
Karena ini cukup privat, aku enggan bercerita agak banyak, namun aku rasa
ada sepenggal pengalamanku yang mungkin bisa bermanfaat untuk orang lain.
Pergilah mencari bantuan, ke psikolog atau teman yang paham, jika kamu
mulai merasa tidak bisa mengontrol diri. Aku tau aku terkena penyakit ini juga
karena aku memberanikan diri ke psikolog, yang awalnya niatan mau curhat aja
dan cari solusi, malah tau aku kenapa dan aku harus ngapain. Syukurlah masih
bisa disembuhkan dengan terapi-terapi ringan.
Dengan pengalaman ini aku makin sadar kalau sakit mental nggak boleh
disepelekan, juga bukan pertanda seseorang itu lemah iman, apalagi menuduh ia
melebih-lebihkan keadaan.
Tidak ada komentar