.
Tanggal sore setelah
menghadiri sebuah gathering muslimah wedding, tiba-tiba aku tersadar, bahwa
pernikahan aku dan suami yang insya Allah akan menginjak usia 4 tahun pada
bulan Februari nanti hanyalah sebuah gerbang. Perjalanan sesungguhnya,
keberkahan sesungguhnya, ya sepanjang proses kami dalam menjalani sebuah janji
yang menggetarkan ‘Arsy.
Dulu, tahun 2015, kami
menikah dengan kesadaran penuh untuk beribadah dan berkembang bersama. Masa
pendekatan selama setahun bagi kami sudah cukup. Kami butuh untuk berjalan
berbarengan menuju tujuan pernikahan yang kami impikan.
Saat itu, aku pikir
hanya persiapan batin dan mental saja yang penting. Kami berdua, sama-sama
memiliki wawasan yang minim tentang persiapan teknis. Vendor? Duh, nggak paham.
Kami memang menginginkan agenda pernikahan yang sederhana dan intim, hanya
dihadiri oleh orang-orang terdekat. Tapi, sebagaimana masalah pasangan muda
kebanyakan, keluarga kami tentu bereaksi seperti ini:
Akhirnya semua hal
diurus oleh ibu, tanpa seorang wedding planner. Ya ibu itu planner-nya!
Ibuku dibantu oleh sahabat-sahabatnya dalam membentuk panitia. Ibu mengurus dan
menetapkan sebagian besar urusan teknis, mulai dari souvenir sampai katering.
Gaun? Semua dipilihkan ibu dengan persetujuanku. Aku hanya meminta untuk tetap
memakai hijab yang menutup dada baik saat akad maupun resepsi.
Tapi.. tapi… tapi……..
Lagi-lagi karena aku
yang powerless dan minim pengetahuan tentang siapa MUA-ku, penyedia
kebaya pernikahan, catering, dekor, dan lain sebagainya, membuat hal-hal yang
aku inginkan dalam pernikahan jadi tidak terlaksana dengan baik. Misalnya, saat
resepsi, aku tidak jadi memakai hijab yang menutup dada karena tidak ada
kainnya. Aku pikir, aku hanya cukup request dan mereka mengiyakan,
tetapi rupanya, tidak disiapkan. Ya kesalahanku juga sih karena aku tidak
memantau dengan baik. Jelang pernikahan aku dan suami memang sama-sama sibuk
kuliah S2, kami fokus untuk ujian akhir semester 1 dan persiapan penelitian.
Kemudian, mereka juga
mengatakan bahwa, “eman-eman jika pernak-pernik kebaya ditutupi”. Huhu, sedih
sebetulnya. Aku sempat meminta maaf ke suamiku, untunglah beliau memaklumi.
Juga, aku tidak diberi buket apa-apa oleh bagian dekorasi, padahal sebelumnya
aku sudah setor gambar buket yang aku inginkan.
Akhirnya, jadi pelajaran
berharga deh buat kai berdua, dan yah, dari situ aku punya beberapa tips yang
bisa saya tulis disini untuk pasangan yang akan menikah. Tips ini aku bagi
menjadi 2, yakni persiapan mental dan persiapan teknis. Dua-duanya penting, ya!
Tips 1: Persiapan Mental dan Keikhlasan
Jelang menikah, aku
memang nggak banyak mikirin persiapan teknis. Sebaliknya, aku melahap banyak
buku-buku tentang keikhlasan dan buku tentang hak serta kewajiban suami istri.
Soalnya, menurutku, hal yang paling penting dalam pernikahan adalah after
party-nya. Mau menjemput jodoh dengan proses ta’aruf maupun pacaran,
selaluuu aja ada tantangan dan masalah dalam rumah tangga, ataupun karakter
pasangan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Ibaratnya, secret unlocked!
Hehehe. Terus, gimana biar tetep strong? Kumpulkan “bekal yang cukup”
sebelum memulai hidup bersama. Meskipun standar “cukup”nya orang berbeda-beda,
tetap ada acuan dasarnya. So Here’s my tips:
Satukan visi dan tujuan
pernikahan
Coba hindari obrolan
geli macam “kamu sudah makan? Kamu sudah mandi? Kamu sudah gosok gigi?” selama
proses pengenalan atau pendekatan. Sebaliknya, ganti dengan obrolan yang lebih
berbobot, berfaedah, dan kalau perlu mengerjakan project bersama.
Pembahasan yang nggak boleh luput untuk didiskusikan adalah visi hidup dan
tujuan pernikahan.
Sebagian besar orang
yang menikah tentu berharap bahwa pernikahan yang dijalani akan menjadi
hubungan yang berkah dan langgeng hingga nanti keluarga bisa berkumpul kembali
di surga-Nya. Untuk menuju kesana, tidak mungkin bisa dilalui dengan jalan
biasa. Besar kemungkinan jalan yang akan dilalui oleh pasangan suami istri
adalah jalan yang panjang dan terjal.
Agar perjalanan tidak
terlalu banyak waktu yang terbuang karena kesasar dan bahkan hilang arah, suami
istri perlu yang namanya sevisi dan menyatukan tujuan pernikahan. Ini bisa
berbeda-beda dan sangat subjektif ya. Dan untuk mencapai hal ini tentu perlu komunikasi
yang matang dengan calon pasangan.
Note: jika canggung
memulai dari mana, coba tanyakan beberapa pertanyaan dasar ini: “apa tujuanmu
menikah denganku? Apa nilai-nilai yang kamu pegang dalam hidupmu? Apa yang akan
kamu lakukan jika pernikahan kita tidak berjalan sesuai harapan? Dari situ
insya Allah nanti kita bisa paham bagaimana pandangan si calon pasangan ini.
Bicara tentang Anak
Eits.. bukan tentang
“cara membuat anak” lho ya. Tolong, kesampingkan dulu masalah teknis itu.
Bicara tentang anak yang
aku maksud disini adalah pandangan calon pasangan tentang memiliki anak dan
cara mendidiknya. Karena biasanya kedua hal ini bisa jadi salah satu sumber
masalah dalam pernikahan. Ada orang yang ingin menunda anak karena sesuatu, ada
juga yang ingin langsung punya anak karena sesuatu juga. Jika ada perbedaan,
hargai pendapat pasangan dan coba cari jalan tengah. Kalau kedua calon memang
tidak ada niatan untuk menunda, sebaiknya dipersiapkan urusan kesehatan seperti
cek kondisi rahim, cek lab jika diperlukan.
Kemudian tentang
mengedukasi anak. Coba cek karakter dan emosi dominan pasangan, sebab karakter
anak nanti akan dipengaruhi oleh emosi dominan orang tuanya. Juga tanya
pendapatnya mengenai mendidik anak. Tak perlu rinci, biasanya kalau belum punya
anak memang belum terlalu paham urusan parenting ya. Tapi cukup perihal
yang umum saja, misalnya tanyain dia, “kamu setuju nggak kalau tidak ada anak
yang bodoh dan nakal? Kamu setuju nggak kalau pengasuhan anak itu adalah
tanggung jawab kedua orang tuanya? Gimana pendapatmu tentang hubungan yang baik
antara anak dan orang tua?
Mungkin pertanyaan itu
nanti akan mengarah pada calon pasangan yang tiba-tiba curcol tentang hubungan
dia dan keluarganya. Ndak papa, dari situ kita akan tau apa saja yang membentuk
karakter dan emosi dominannya. Kalau dia berasal dari keluarga yang pemarah,
umumnya akan cenderung punya problem dalam mengelola emosinya. Kalau dia punya
hubungan yang kuat dengan dasar cinta dengan orang tuanya, besar kemungkinan ia
akan menerapkan hal yang sama untuk anak-anaknya.
Bicarakan Karir
Perihal ini mungkin agak
sensitif untuk perempuan. Baiknya, mengenai pekerjaan dan karir ini dibicarakan
sebelum lamaran. Usahakan ada kata sepakat, legowo, dan restu dulu dari kedua
belah pihak. Tidak semua wanita bisa dengan mudah untuk menjadi ibu rumah
tangga, apalagi jika ia sudah berkarir menahun dan tiba-tiba diam di rumah.
Yang ada, dia bisa stres karena merasa kehilangan aktivitas sehari-hari.
Jika memang perempuan
memutuskan untuk di rumah, coba tetap lakukan aktivitas-aktivitas yang sifatnya
produktif. Misalnya, membaca, membuka bisnis dari rumah, ngeblog, menulis buku,
belajar memasak, mengikuti komunitas keluarga, dan lain-lain. Yang penting,
tetap berkarya dan tersalurkan kebutuhan aktualisasi serta eksistensi diri.
Topik tentang karir juga
bisa berpengaruh ke tempat tinggal setelah menikah, apalagi jika pekerjaan
utama calon pasangan berpindah-pindah atau mungkin ada yang ingin meneruskan
studi.
Tentang amal dan ibadah
Coba buatlah komitmen
pada masing-masing untuk terus mengupgrade kualitas ibadan dan amal. Menikah
itu aja udah ibadah, apalagi kalau kegiatan-kegiatan di dalamnya juga penuh
kebaikan dan amal… beuh, insya Allah, semoga berbuah berkah, selamat, dan
bahagia dunia akhirat.
Tips 2: Persiapan Teknis
Persiapan kesehatan
Ini berhubungan dengan
bagian “tentang anak” di atas tadi ya. Luangkan waktu dan uang untuk menjalani
tes kesehatan sesuai kebutuhan. Mengetahui kondisi kesehatan masing-masing
pasangan akan memudahkan kita untuk menghadapi pernikahan dan memudahkan
ikhtiar untuk diamanahi anak.
Finansial
Sempat aku baca di
Twitter:
Pengen ketawa juga sih
pas membacanya. Soalnya, aku dan suami termasuk nikah muda dengan tabungan yang
minim! Hahaha. Semua berjalan berkat izin Allah dan restu (ehem, dorongan)
orang tua.
Finansial memang penting
tapi bukan segala-galanya. Aku pribadi tidak terlalu tertarik menikah dengan
orang yang tajir melintir kalau kepribadiannya tidak sesuai yang aku butuhkan.
Aku jauh lebih menyukai proses berjuang dari bawah. Dengan lelaki yang punya
potensi untuk “kaya” secara materi, amal, dan wawasan. Buatku, itu jauh lebih
penting. Kalo kamu gimana? Kita bisa berbeda ya gess dan gapapa, selow saja.
Persiapan finansial ini
coba dibagi 2, persiapan jelang pesta dan setelah pesta. Kalau setelah pesta,
mulai banyakin tuh baca buku dan minimal buat pos-pos keuangan untuk hidup
sehari-hari, untuk amal, asuransi, untuk dana darurat, dan untuk liburan.
Kalau untuk persiapan
jelang pesta, biar acara lancar, berkah, dan sama-sama enaknya di hati mempelai
dan keluarga, juga perlu didiskusikan dengan baik. Berapa budgetnya? Pakai
vendor apa saja? Berapa tamu yang diundang? Daaan puluhan to-do-list
lainnya.
Rencana Teknis
Pernikahan
Ini agak tricky
ya. Berbekal pengalaman pribadiku, aku pikir mau pakai jasa wedding planner
maupun di handle sendiri, calon pengantin tetap perlu paham dan mengenal
dengan baik para pihak yang bekerja sama untuk menyukseskan acara. Anggarkan
sesuai kebutuhan masing-masing pasangan dan diskusikan dengan orang tua. Apakah
pernikahan yang private atau yang mengundang banyak tamu? Mau yang temanya adat
atau yang modern? Tema dalam pesta pernikahan tentu akan memengaruhi busana,
dekorasi, aksesoris, undangan, souvenir, dan bahkan catering.
Masih ingat kan ceritaku
di atas tentang hijab resepsi dan buket yang tidak sesuai keinginan? Beberapa
bulan setelah pernikahan, aku makin menyesal karena aku tidak turun tangan
dalam memilih busana karena tepat pada bulan Mei 2015 saat aku memulai usaha
bisnis online, aku juga mengenal Laksmi Muslimah, sebuah penyedia busana pernikahan
islami.
Saat itu aku menjalankan
bisnis Ladesya Hijab dan cukup sering ikut program paid promote di
akun-akun islami. Saat itu aku lihat Laksmi Muslimah yang juga ngepromote sewa
baju pernikahan yang duh… impianku banget! Aku langsung nyesel kenapa nggak
lebih awal kenal Laksmi Muslimah.
Tapi ya ada hikmahnya
juga sih, karena kapan hari aku berkesempatan ikut gathering bersama Laksmi
Muslimah dan bertemu dengan berbagai wedding vendor. Nggak ketinggalan
akupun bertemu mba Nungki yang merupakan owner Laksmi Muslimah.
Yang bikin aku kagum
banget sama Laksmi Muslimah adalah dia konsisten dengan nilai yang dipegang dan
sangat membantu pelanggannya. Soal nilai, Laksmi Muslimah memegang nilai syar’i
dan hanya melayani calon pengantin muslim dan dengan konsep akad atau resepsi
yang berhijab. Laksmi Muslimah juga tidak menerima sewa gaun untuk prewedding.
Apakah target market yang sangat spesifik ini menjadikan Laksmi Muslimah sepi?
Justru tidak! Pelanggannya Laksmi Muslimah sudah skala nasional, eh sorry,
bahkan ada juga 2 warga negara tetangga yang sewa gaun di Laksmi Muslimah.
Sejak pertengahan tahun lalu, Laksmi Muslimah juga sudah membuka cabang di
Malang. Hal ini membuktikan jam terbang dan profesionalitas Laksmi Muslimah
yang sudah sangat teruji.
Pelanggannya siapa aja?
Muslimah pasti sempet tau dong viralnya pernikahan anandito dan Anisa? Ya, itu
gaunnya pake Laksmi Muslimah! Banyak juga orang-orang penting di Jawa Timur
yang memakai gaun Laksmi Muslimah ini.
Masih tentang pelanggan.
Dalam hal melayani dan membantu pelanggan, berapapun budget dan rencana
pernikahanmu insya Allah dilayani dengan baik sama mereka. FYI, Laksmi Muslimah
bukan WO, tapi mereka bisa membantumu jika kamu butuh dikoneksikan ke berbagai vendor
sesuai budget pernikahanmu.
Kalau kamu kebingungan
mencari MUA, wedding planner, catering, mengurus sepatu pernikahan dan
aksesoris lainnya, Laksmi Muslimah bisa memberi rekomendasi. Sebab, Laksmi Muslimah juga bekerja sama dengan berbagai wedding vendor.
Ratusan produk cantik di
Laksmi Muslimah bisa disewa maupun dibeli. Laksmi Muslimah tidak hanya
menyediakan gaun pernikahan modern lho, tapi juga kebaya dan baju pesta. Bisa
juga untuk seragam para orang tua dan panitia acara pernikahan.
Kamu fokus saja sama
persiapan batin, mental, dan ibadah jelang menikah. Urusan gaun pengantin dan
teknis lainnya? Saranku, serahkan saja sama Laksmi Muslimah dan vendor lainnya.
Pertama-tama, kamu tinggal isi sata du link di bawah ini agar adminnya Laksmi
Muslimah segera menghubungi dan melayani kebutuhan pernikahan dan acara kamu.
Manteb, kan, nggak perlu ngantre dan bertele-tele. Gunakan kode referensi “NABILLADP” dalam mengisi formnya, ya.
Jika kamu belum punya tanggal pasti pernikahan, diisi sebisanya aja dulu,
itung-itung sekalian doa, kaaan hihihi.
💙💙 Daftar di sini untuk mewujudkan Pernikahan Impian Bersama Laksmi Muslimah 💛💛
Kalau belum paham isinya,
bisa lihat gambar ini. Sebetulnya mudah buanget kok, tinggal isi sesuai kondisi. Gambar berikut hanya memberi petunjuk untuk beberapa hal penting saja:
Selamat mewujudkan
pernikahan impianmu, dear calon suami istri yang salih dan salihah!
------
Artikel ini merupakan artikel berbayar / sponsored post hasil kolaborasi antara penulis dengan Laksmi Muslimah.
Sumber foto:
Dokumen pribadi,
cover: Photo by Micheile Henderson on Unsplash
------
Artikel ini merupakan artikel berbayar / sponsored post hasil kolaborasi antara penulis dengan Laksmi Muslimah.
Sumber foto:
Dokumen pribadi,
cover: Photo by Micheile Henderson on Unsplash
aku sebenarnya banyak cerita kegalauan saat mau menikahmbak, tapi semuanya udh kuliewati
BalasHapuspengen sekali2 cerita lewat tulisan hehhe
Emang sulit banget untuk memiliki pernikaan dengan konsep syar'i ya mbak. Apa lagi lingkungan masih belum memahami hal tersebut, akhirnya susah cari wedding dres yg menutup dada dan tidak ketat. Boleh dicoba nih ke Laksmi Muslimah... Seneng bgt kalo ada yg sevisi misi tentang pakaian syar'i utk pernikahan. Makasih bgt mbk infonya. Semoga bisa q jadikan pertimbangan saat nikah nanti hehe
BalasHapusDuuh cakepnya itu gaun, jadi pengen penganten lagi tapi bareng suami yang sama wkwkwkw.
BalasHapusbtw ngakak banget sama memenya, saya bisa ngerasain hal sama juga waktu itu hahaha.
Itu gaunnya keren banget Mba. Ya persiapan mental dan teknis sangat diperlukan buat menjelang pernikahan. Soalnya aku mau nikah dulu pun rempong bangetss
BalasHapusInspiratif tulisannya mbak bisa jadi acuan bagi pasangan yg ingin menikah ya mbak. Memang untuk menuju jenjang pernikahsn itu hrs dipersiapkan matang2 step by step. Menikah bukan digunakan sekejap tapi seumur hidup, jadi menyelami pribadi masing2 itu sangat perlu... Bahkan membicarakan rencana masa depan juga penting. TFS ya mbak.
BalasHapusAku juga dulu minum info soal vendor pernikahan semuanya aku serahkan sama orangtua, aku mah nurut aja deh hihihi. Maklum lah waktu tahun 2005 kan masih jarang juga WO apalagi orang lama ya, orangtua maunya ngurus ini itu sendiri. Sekarang gaun pengantin untuk yang berjilbab aja udah banyak yg bagus2 ya dan syar;i pula
BalasHapusSama, saya uga alami kekacauan kala hendak menikah, harus ya dipegang oleh saya bukan ibu yang malah amburadul dan mubazir. Makanya menyesal namun setidaknya jadi pelajaran, jangan sekali- kali percaya pada kinerja orang yang tak amanah dalam memergang sesuatu karena akan mencemarkan nama baik.
BalasHapusSaya juga tak pakai baju muslimah, hu hu. Didandani menor banget dan rasanya tak cocok. Duh, menikah mestinya jadi hal yang sederhana agar tak ribet ke depannya.
Semoga dengan Laksmi Muslimah, kian banyak pasangan yang terselamatkan dari kekacauan dan kemubaziran. gaunnya cantik, Mbak. legan namun terlihat sopan.
Semoga kelak jika menikahkan anak di masa dewasanya, kami bisa terbebas dari segala keruwetan. Saran Mbak di atas sangat bermanfaat. Masih lama, memang, namun semoga ada umur panjang untuk itu. Pun Palung bisa tenang jika menikahi perempuan idamannya karena ada pengaturan hal yang syari dalam pernikahan yang telah saya pahami. Usia Palung baru 9 tahun, hi hi. Nanti kebutuhan akan berbeda sesuai zaman, namun semoga kami terap bisa mengikuti konsep syari.
Wah ini nih yang banyak dicari para muslimah. Soalnya kalau di kampung-kampung, baju pengantin masih memakai brokat yang (maaf) dada dan lengannya terbuka. Jadi pengantinnya dipakein manset warna coklat. Cuma aku ya ngeliatnya tetep gimana gitu ya, mending baju pengantinnya dipakein furing semua sih kenapa, apa susahnya.
BalasHapusBaju pengantin muslimahnya cantik-cantik ya mba. Semoga rumah tangganya sakinah mawaddah wa rohmah ya mba. Masih panjang perjalanan yg ditempuh setelah tahun ke 4, jalani dgn suka cita.
BalasHapusJadi pengen kepo nih Mbak Nabilla menikah di usia berapa�� sepertinya sebelum menginjak usia seperempat abad ya.
BalasHapusBtw sebelum menikah dulu saya juga sering pantengin akun IG laksmi Muslimah ini dan lihat kebaya2 dan gaun2 pengantinnya yang syar'i. Karena emang impiannya saya pengen nikah dengan pakai gaun yang tetap syari. Sayangnya saya nikahnya di Papua, mau pesan/sewa gaun di Laksmi ini kejauhan tapi syukurnya tetap bisa pake gaun pengantin yang sesuai dengan keinginan saya pas nikah.
dulu, sebelum menikah, satu hal yang kami bahas dengan serius adalah tentang karir saya. Alhamdulillah kami sepakat bahwa suami akan membebaskan apapun pilihan karir saya nanti saat menikah :)
BalasHapusitu baju pengantin yang warna putih cantik banget, Mba. Pengantin muslimah yang memakainya pasti tambah cantik deh :)
BalasHapusJaman sekarang makin banyak kemudahan untuk pengurusan pernikahan ya mba. Aku sih waktu itu ngurus sendiri. Soal finansial emang penting jga mba untuk persiapan ya
BalasHapusbener banget, pernikahan itu butuh persiapan.
BalasHapusgak hanya soal finansial tapi juga fondasi agama dan psikologis yang kuat.
btw, dulu aku nikah cuman 3 jam dan di depan rumah aja. hehehe
betul mbak, menikah itu yang penting setelah pestanya. Mau dibawa kemana pernikahan kita. Apa hanya sekadar menyatukan dua hati atau ada visi dan misi kehidupannya?
BalasHapusMenikah adalah ibadah yang penuh keikhlasan.
BalasHapuspersiapan yang penting emang mental ya.
tapi kalau ingin meninggalkan kesan mendalam, bolehlah mempersiapkan hal2 lain seperti pakaian yang dikenakan di hari bahagia tersebut.
keren2 banget ya baju dari Laksmi.
solusi banget buat yang ingin tampil syar'i :)
Aku naksir sama gaun pernikahan yang putih nih kayaknya cantik banget ya. Btw sebelum menikah memang banyak yang harus dikerjakan dan dipikirkan terutam maslaah mental dan money hehe. Pokoknya antara kedua belah pihak dan orang tua sebisa mungkin harus sejalan agar lancar juga.
BalasHapusTulisan ini cocok banget nih buat yang sedang mempersiapkan pernikahan, aku pun dulu menikah nggak pakai wedding planner, menikahnya sederhana saja, kalau lihat pesta pernikahan sekarang seneng deh lihat gaun-gaun pernikahan muslimah yang cantik, elegan, tapi tetap syar’i
BalasHapusSekarang menyusun pernikahan udah lebih mudah ya, banyak organizer yang siap membantu, Alhamdulillah yang syari juga sekarang ada. Inget jamanku nikah, jasa WO belum banyak pipihan dan masi mahal-mahal banget :))
BalasHapusIy bner bnget pernikahan awal dari perjalanan ya,, mesti dpersiapkan sglnya,, sekarang baju ongantin buarpun berjilbab bnyk ragamnya y mba cantik 2
BalasHapusSekarang banyak kemudahan ya untuk melaksanakan pernikahan sesuai dengan impian. apalagi dengan informasi yang lengkap seperti yang bunda biya tulis, makin mudaahh aja.
BalasHapusMasyaAllah semoga yang lajang-lajang lekas disegerakan bertemu jodohnya aamiin
BalasHapustipsnya ciamik Bunda, sama dulu saya juga harus nguatin mental dulu ahhahaha
Informatif dan menarik mba.. semoga tulisan ini bisa dibaca lebih banyak orang ya.. khususnya yang masih galau atau sedang dalam persiapan pernikahan.. ini bisa jadi panduan sekaligus pilihan yang tepat ya.. aamiin..
BalasHapusPernikahan sekali seumur hidup kalo bisa ya mba. Jadi harus bisa mempersiapkan mental utk mengjadapi kehidupan pasca menikah. Bajunya keren ya laksmi ini
BalasHapusPaslohat baju2 laksmi langsung melayang2 hahaha kebayang dulu bisa make baju kayak gini. dan sekarang para muslimah bisa menikmati jd ratu sehari dengan wah
BalasHapusVendor seperti Laksmi kemarin dibutuhkan oleh adekku
BalasHapusSayangnya ada sedikit ga deal soal harga. Budget adekku belum mampu hehe.
Cantiiik banget baju pink manik-manik.
BalasHapusRasanya kalau dipake pasti jatuh pissan yaa....cocok kalo badannya langsying.
Gaunnya cantiiiik, dan aku setuju dengan poin yang dituliskan. Pernikahan butuh banyak keikhlasan
BalasHapusDulu jaman aku nikahan belum banyak yang pake konsep gaun muslimah gini. Masih kebayaan sesuai adat setempat. Hihiii... dulu aku juga menikah dengan kondisi finansial minim. Intinya menggenapi separuh Dhien dulu laahh... rejeki nanti pasti bakalan ada.
BalasHapusBicara pernikahan memang banyak lika likunya ya mba. Sampai dengan saat inipun aku terus belajar.
BalasHapusmakasih informasinya mba, jadi punya prefrensi rencana untuk menikah nanti. minimal ad abayangan saya ingin nikah seperti apa kelak
BalasHapusjadi ingat waktu itu juga MUA nya makeup gak sesuai keinginanku sebenarnya, jilbabnya diunyel2 lilit-lilitan padahal sebenarnya pengen yang menutup dada. tapi ntah kenapa waktu itu kutaksanggup untuk menolak, pasrah aja gitu, huhuhuh..
BalasHapusbener tuh Mbak, sebelum nikah mending ngobrolnya yg berfaedah daripada sekedar nanya lagi ngapain endesbrei endebrei itu.
sekarang bagus yaaa ada wedding planner gitu, jadi harusnya sih bisa lebih sesuai dengan plan kedua calon pengantin mau gimana konsep weddingnya :)
Bagus banget ya baju pengantinnya, ga banyak aksen tapi elegan dan cantik. Aku suka yang warna putih, eh soft pink ya juga suka hehehe. Gaun pemgantin muslim sekarang cantik-cantik
BalasHapuswah keren juga ya ada aplikasi laksmi ini, tinggal cek checklist nya aja ya kya nya? aku setuju mbak pengantin itu perlu Persiapan Mental, terutama mental untuk menghadapi hidup baru bersama suaminya nanti ^^
BalasHapusHalo para calon pengantin, mau menikah di gedung mewah tanpa ribet dan budget oke? HIS GRAHA ELNUSA jawabannya! Hijau Indah Selaras Wedding Venue & Organizer bakal bikin mimpi kamu jadi nyata. Kami menyediakan ALL IN WEDDING PACKAGE, gak perlu khawatir karena kita sudah cover :
BalasHapus- Fasilitas Gedung (Full AC & Full Karpet)
- Catering
- Dekorasi
- Rias & Busana
- Entertainment
- Photography
- Wedding Organizer
- Wedding Planner
- MC + Buku Tamu
- Mobil Pengantin Alphard
Gak cuma itu, kamu juga bakal dapet banyak bonus seperti HONEYMOON ke LABUAN BAJO 3D2N + VOUCHER FLIGHT 10JT dan 200 PORSI FOODSTALL MILLENIALL seperti BASKIN ROBINS, HONGTANG, atau SUSHI TEI. Book your date! Whatsapp : 087884761964, Email : alifahnisa.hiscorp@gmail.com
Haii Para Calon Pengantin....
BalasHapusBuat kamu yang masih bingung cari venue karena udah banyak banget venue yang di datangi dan pengen konsep syar’i atau semi Outdoor atau pengen di foodstall nya ada menu beda dari yang lain??Aku punya solusinya, solusinya ada di HIS Graha Elnusa karena kita bisa wujudkan impian kamu bagi yang mau menikah dengan konsep syar’i dan semi outdoor di tambah lagi kita punya Foodstall Millenial (Hong Tang, Sushi Tei, Yoshinoya, Gulu Gulu, Sour Sally, Baskin Robin) yang gak ada di gedung lain, yukkkkk datang ke HIS Graha Elnusa (Jl. TB. Simatupang Kav. 1B – Cilandak, Jakarta Selatan) untuk ngobrol mengenai paketnya, karena paket kita sudah All In yang gak akan bikin kamu pusing dan stress lagi.
Fasilitas yang akan kamu dapatkan yaitu :
-Gedung (Full Carpet & AC)
-Catering (Buffet & Foodstall)
-Photography
-Entertaiment
-Rias dan Busana
-MC + Buku Tamu
-1 Wedding Planner
-Team WO 8 Orang
-Wedding Car Alphard
*Bonus : Logam Mulia 5gr , Penginapan di RA Premiere Simatupang, Free Akad Nikah
Untuk info lebih lanjut bisa hubungi (DWI) 0857-1837-2283 wedding Public Relation
Hallo, aku mau sharing tentang pernikahan aku di gedung HIS GRAHA ELNUSA di TB Simatupang yang sudah full karpet harganya jauh lebih murah looh untuk gedung di daerah Jak-Sel, parkirannya juga luaaaass bangett, udah gitu gak perlu ribet cari2 vendor lg karena disitu sistemnya udah ALL IN PACKAGE dan sudah ada WEDDING PLANNERnya lho..
BalasHapusKemarin acara aku di arrange sama Wedding Public Relation & Wedding Planner yang kooperatif bgt.. Alhamdulillah acara berjalan lancar dengan budget aku yg tidak terlalu mahal dan masuk akal..
Silahkan langsung kontak Wedding PR yang handle aku 085887972972 mba INES namanya dia udh berpengalaman dalam hal wedding biasanya juga dia suka kasih bonus banyaakk.. hihihi