Tahun 2019 baru saja mengetuk pintu. Setiap awal
tahun begini, aku selalu flashback
satu tahun kebelakang dan melihat apa keberhasilan dan manfaat yang telah aku
lakukan untuk keluargaku. Saat melihat Mahira yang tumbuh menjadi perempuan
kecil yang aktif, cerdas, dan ceria, kadang membuatku ingin mengapresiasi diri
sendiri. Pengorbananku selama menyusuinya tidak berjalan tanpa hambatan.
Sebagai ibu baru, akupun mengalami minim ilmu, bingung puting, menyusui sambip
mengerjakan tesis, drama MPASI, dan memilih susu selepas ASI.
Boleh dong ya aku berterima kasih sama diri
sendiri? Hihi. Berterima kasih karena telah mau berupaya untuk menyusui dan
juga untuk menyeleksi nutrisi untuk Mahira setelah ASI, hingga kini ia tumbuh
dan berkembang menjadi gadis cilik yang aktif dan bahagia.
Kenangan Saat Menyusui Mahira...
Meskipun sekarang menyusui sudah lebih banyak
diterima berbagai kalangan dan orang tidak lagi aneh melihat working mom
yang memompa ASI di kantor, aku tetap menemukan tatapan aneh orang yang
melihatku menyusui anakku dan juga mengalami beberapa tantangan di awal proses
menyusui anak pertama.
Pertama, aku tidak mendapat momen IMD dengan
Mahira. Hal ini dikarenakan proses melahirkan yang cukup beresiko dan complicated,
berimbas pada kesehatan bayi. Begitu Mahira lahir, ia langsung dibawa ke NICU
meskipun usianya sudah lebih dari 40 minggu. Syukurlah ASI tetap bisa aku
berikan melalui spuit dan Mahira hanya menghabiskan waktu di NICU kurang lebih
24 jam.
Kedua, pandangan lingkungan. Baru saja aku
pulang dari rumah sakit, keluarga, kerabat, tetangga, dan teman-teman orang tua
pada gerudukan datang ke rumah. Respon mereka pun bermacam-macam. Ada
yang sangat mendukung aku memberikan ASI, ada pula yang menanyakan kenapa nggak
diberi susu yang mahal? Duh, atiku sabar’o~
Ketiga, drama menyusui. Bunda baru rasanya nggak
luput dengan hal ini, meskipun sudah belajar semampunya tentang menyusui. Ada
aja dramanya. Kalau aku, sempat mengalami pelekatan menyusui yang tidak
sempurna, jadi Mahira nggak optimal dapat ASI yang mengakibatkan berat badan
selama sebulan pertama juga hanya naik sekitar 600 gram. Kemudian, tentu saja,
bingung puting dan puting lecet! Percayalah buibu, dua hal ini merupakan
masalah nasional!
Belum lagi saat kejar-kejaran stok ASIP,
menyambi menyusui sambil mengerjakan tesis kuliah, dan menyusui sambil
bolak-balik Sidoarjo-Jogja. Jika aku melihat ke belakang sekarang, aku
bersyukur aku telah diberi energi dan kekuatan untuk berjuang.
Nutrisi Terbaik Setelah ASI
ASI tetap yang terbaik, tetapi tentu tidak
sepanjang usia anak. Mulai 6 bulan, si bayi butuh nutrisi lebih meskipun
pemberian ASI lebih baik tetap di lanjutkan. Nutrisi tersebut bisa dari MPASI
dan pemberian susu setelah ASI.
Mengenai pemberian MPASI ini, beberapa dokter
ada yang mempercepat masa pemberian MPASi ini, yakni sejak usia 4 atau 5 bulan.
Hal ini tentu tergantung kondisi si bayi yah, bund. Tapi yang jelas, rules-nya
kebanyakan similiar: mengikuti prinsip dan pedoman pemberian MPASI WHO serta
panduan dokter sesuai kebutuhan si kecil.
Mahira juga aku berikan MPASI sesuai arahan WHO
dan dokter anaknya si cinta. Meskipun yah, sempat aja gitu jebol dan terpaksa
ku beri MPASI non-homemade yang
rupanya tidak cocok dengan pencernaan Mahira. Dia pun mengalami sembelit kronis
selama berbulan-bulan. Sebuah pelajaran besar buatku untuk berhati-hati dalam
memberikan nutrisi terbaik untuk anak.
Kalau soal susu selepas ASI untuk anak, beda
ceritanya. Aku yakin sebagian besar bunda juga akan menggalaukan hal ini pada
waktunya. HAHA! Sebagai bunda modern, akupun tidak luput dari desakan generasi
tua yang meminta agar Mahira segera diberi susu tambahan setelah ia berusia 1
tahun. Sebetulnya agak jengkel sih awalnya, sebab aku termasuk tidak permisif
terhadap nutrisi tambahan untuk Mahira yang aku belum paham betul komposisi dan
manfaat pada tiap kandungannya. Jadi aku putuskan untuk lebih banyak membaca
dan berdiskusi dengan DSA-nya Mahira sebelum memberi susu selain ASI.
Aku tentu tidak mau mengulang kesalahan dalam
pemberian nutrisi setelah ASI untuk kedua kalinya.
Diantara banyaknya opsi yang beredar dan yang
disarankan oleh orang tuaku (tau lah ya gimana rasanya hidup 3 generasi
huehehe), aku memilih untuk mengikuti insting dan ilmu dalam memberikan susu
setelah ASI untuk Mahira, yakni susu UHT. Anyway,
sudah tau belum apa sih susu UHT itu?
Setelah punya anak ini akupun baru tahu kalau
UHT itu adalah sebuah proses yang dilakukan pada susu segar dengan kualitas
terbaik, yakni Ultra-High Temperature atau
proses pengolahan bertemperatur sangat tinggi. Dari alodokter.com aku dapat
wawasan bahwa dalam prosesnya, susu akan dipanaskan pada suhu hingga di atas
135 derajat Celsius selama 1-2 detik. Tujuan pemanasan menggunakan suhu sangat
tinggi dalam waktu singkat tersebut guna membunuh spora di dalamnya, agar
kandungan gizi tidak banyak berubah, serta untuk menjaga aroma, rasa, dan warna
agar mirip susu asli.
Setelah diproses dengan UHT,
susu akan dikemas secara steril dan memiliki masa konsumsi selama 6-8 bulan
tanpa perlu disimpan di lemari pendingin. Namun, panjangnya masa konsumsi
tersebut berlaku selama kemasan tidak dibuka. Kalau sudah dibuka, sebaiknya
segera dihabiskan.
Karena dipanaskan dalam suhu
tinggi, pertanyaanku selanjutnya adalah bagaimana dengan kandungan gizinya?
Akhirnya aku lanjutkan googling.
Mengutip (lagi) dari alodokter.com, perubahan akibat proses UHT akan terjadi
namun hanya sedikit saja. Proses UHT hanya berakibat pada penurunan jumlah vitamin dalam
jumlah yang kecil, di bawah 20% saja. Intinya, proses UHT tidak terlalu
mempengaruhi gizi pada susu UHT. Begitu pula kandungan lemak dan protein dalam
susu.
Jadiiii… cucok banget deh UHT
ini buat anakku. Pola ini insya Allah juga akan aku terapkan ke anak keduaku
setelah ia berusia 1 tahun. Oh ya, susu UHT ini hanya boleh dikonsumsi oleh si
kecil setelah ia berusia 12 bulan yah, bund! Atau jika DSA berkata lain
(misalnya tunggu sampai 15 bulanan) ya bisa jadi pertimbangan juga.
Susu UHT Apa yang COCOK buat Anak..?
Nah.. memilih susu UHT ini
akupun juga harus ngendon dulu di supermarket karena rupanya sebagian besar
susu UHT yang ada mengandung tambahan gula garam dan tambahan yang sifatnya
tidak alami (pewarna, pengawet, pemanis), yang mana tentu saja hal ini tidak
disarankan untuk dikonsumsi anak yang baru saja memulai proses MPASI. Bukan apa-apa
sih, tambahan gula dan garam yang tidak perlu atau melebihi yang dibutuhkan si
kecil, justru akan memperberat kinerja organ-organ diperutnya. Ini bukan cuma
katanya-katanya, lho. Sudah ada penelitiannya. Jadi sebisa mungkin aku patuh
sama prinsip ini.
But hey, inovasi terus berlanjut. Ada satu produsen susu
UHT yang memahami kegalauan nasional buibu dan memproduksi susu UHT yang ramah
bayi serta tentu saja cocok untuk dikonsumsi bayi bersamaan dan/atau selepas
ASI. Siapa dia? INDOMILK! Baru-baru ini aku ngendon lagi di supermarket
(pikniknya ibu mah sederhana aja haha!) dan menemukan susu Indomilk UHT Kids
Full Cream yang komposisinya bikin aku kucek-kucek mata. Ini beneran, nih? Aku
berulang kali membolak-balik box susu dan baru percaya kalau benda yang ku
pegang ini adalah nyata haha.
Setiap aku membeli produk, aku
selalu melihat komposisinya. Fyi,
Indomilk UHT Kids Full Cream ini nggak ada gula dan garamnya, lho! Juga gak ada
pengawetnya! Juga gak ada tambahan yang aneh-aneh dah pokoknya!
Kelihatan dengan jelas kan
kalau komposisinya hanya susu sapi segar, air, susu skim bubuk, dan penstabil
nabati. Saat aku baca informasi nilai gizinya, susu Indomilk UHT Kids Full
Cream ini rupanya tinggi kalsium, fosfor dan vitamin D. Selain itu, juga sebagai
sumber vitamin A, B1 dan B6. Terlihat bahwa kandungan pada Indomilk UHT Kids
Full Cream ini dapat membantu anak dalam masa pertumbuhan, serta menunjang
kesehatan dan keaktifan anak.
Langsung aku bungkus untuk
Mahira! Meskipun ia sudah berusia 2,5 tahun, dia tetap rutin mengonsumsi susu
UHT 1-2x sehari atau sesuai seleranya.
Kecocokan selanjutnya untuk
anak usia di atas 1 tahun adalah Indomilk UHT Kids Full Cream bentuknya pas.
Gak kegedean, gak kekecilan. Segenggaman tangan si kecil dan takarannya pun
sekali minum anak-anak, yakni 115 ml. Sangat praktis dan mudah dibawa
kemana-mana. Aku lihat di boxnya ada beberapa informasi produk selain komposisi
dan informasi nilai gizi yang pasti bermanfaat buat konsumen, yakni di bagian tujesan
sedotan, ada anjuran untuk mengocok susu sebelum diminum dan susu segera
dihabiskan setelah dibuka.
Di bagian samping, ada
informasi penting (dengan huruf merah oy) bahwa susu ini tidak cocok untuk bayi
usia 0-12 bulan. Juga ada informasi alergen bahwa produk ini mengandung susu
dan diproduksi dengan peralatan yang sama untuk memproduksi susu yang
mengandung kedelai.
Kelegaanku bertambah saat
mengetahui harga susu ini yang hanya sekitar 3000an di supermarket terdekat dan
pasti bisa lebih murah kalau beli satu box besar gitu untuk stok anak untuk
satu bulan misalnya. Piye, bahagiamu
sederhana to, bund? Ketemu produk yang ramah anak, cocok dikonsumsi
bersamaan dan/atau selepas ASI, harganya cucok, pula!
Ingin rasanya aku kembali
memuji diriku sendiri. Suami juga pasti berterima kasih karena aku gak hanya
berupaya untuk memberi nutrisi terbaik untuk anak, tapi juga menyelamatkan
dompet keluarga. Hahaha!
Bunda punya pengalaman serupa?
Share disini, yuk :)
#IndomilkUHTKidsFullCream
#AktifItuSehat
Referensi:
Photo by Leo Rivas on Unsplash
Alodokter.com
Canva.com
Selain yang disebutkan, foto adalah milik pribadi.
Alodokter.com
Canva.com
Selain yang disebutkan, foto adalah milik pribadi.
Indomilk ini rasanya segerrrr, anakku juga doyan banget!
BalasHapusPas masa-masa menyapih, aku selalu siapkan Indomilk di kulkas :D
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Mahiraaa, ekspresinya lucu bgd, pasti lg fokus menikmati rasa susu indomilk uht. Aku suka nyetok di rumah mbk, tujuannya mmg buat anak tp kdg aku juga ikut menikmati *hahay . Enak soalnyaahh...
BalasHapusWah susu kesukaanku juga nih hihi,
BalasHapusDirumahku kebetulan jualan dan ibuku paling cuman bisa geleng2 ngeliatku minum beginian mulu 😂
Susu UHT ni emang pas ya dikonsumsi anak-anak. Kandungan campurannya nggak sebanyak yang RTD. Anakku pas awal-awal lepas ASI pun sukanya UHT dibanding yang susu bubuk.
BalasHapusASI MPASI memang punya dramanya masing-masing ya Mbak. Anak-anakku juga punya cerita berbeda soal ASI dan MPASI ini.
BalasHapusSehat2 ya Mahira cantik.
Susu favorit anak saya mah ini.
BalasHapusBukan cuman anaknya , emaknya juga doyan haha
Udah enak, terjangkau pula.
Ternyata juga favorit banyak anak ya :)
Sehat selalu ya Mahiya :)
Anakku doyn uht tp enth kenapa kyny kurang cocok. Tiap abis minum uht jdi diare hiks
BalasHapusAwal baca tulisan mb Nabilla agak deg2an ttg baby Mahira. Ternyata mb bisa melewatinya. Apalagi pas baca dpt nutrisi tambhn yg cucok dari Susu Indomilk Kids Full Cream. Syukurlah... Smg Mahira sehat selalu,Aamiin
BalasHapusSalut utk Bundanya Mahira yg tak lelah mencari tahu yg terbaik utk ananda... Semoga Mahira sehat selalu ya...
BalasHapusAku jadi teringat masa-masa menyusui mbak..
BalasHapusYang penting anak-anak tumbuh sehat dengan gizi cukup dan seimbang ya mba
BalasHapusSusu indomilk banyak disukai anak-anak, rasanya pas buat anak. Kandungan nutrisi dan gizi juga tepat untuk fase tumbuh kembang anak.
BalasHapusEh aku juga suka susu ini kok, icip lah minimal, hehehe
Susu UHT kesukaan anakku nih...anakku suka rasa coklat mungkin karena manis ya..
BalasHapusSulungku dulu juga nggak ngalami IMD, gara-gara proses lahiran dengan forcep. Jadi selama 2 hari nggak boleh diangkat-angkat babynya
BalasHapusWah, samaan susunya sama anakku. Dulu pas awal Aqla aku sapih, satu hari dia bisa habis susu uht 10an kotak lho, jadi belinya dus dusan hehe
BalasHapusHalo dek.Mahira.. susunya enak yaa. Samaan dong aama anak tante....
BalasHapusSusuku dirumah juga Indomilk UHT kalau yang untuk anak-anak ini kesukaannya ponakanku ditan ditan banget malah :)
BalasHapusDuh typo..maksudnya *doyan banget malah
HapusSetau saya UHT yang dikemas dalam tetrapack memang tidak ada pengawet, ini yang sering membuat kita salah kaprah. Dia bisa awet karna proses nya higienis dan bakteri nya sudsh di steril hehe cmiiw. Sehat selalu ya mahira, rasanya qonitabnanti setelah usia 12 bulan juga akan ak kasi UHT
BalasHapusMemberikan ASI pada anak butuh banget dukungan orang dekat ya terutama suami, kadang keluarga ada aja yang nyuruh kasih susu tambahan lah kasihan nanti kurang dll. Nah aku juga kasih UHT setelah anak2 di sapih lebih praktis ya
BalasHapusSewaktu anak dah lepas ASI akupun kasih uht mba selain praktis dah gitu kandungan nya lengkap smp skrg mereka masih minum uht mna
BalasHapusWow seru banget ya anak-anak bermain ya Mbk, terutama mainan balon itu. Susu UHT ini anak-anakku juga suka banget
BalasHapusAda ibu2 yang dengan mudah menyusui bayinya, ada ibu2 jg yg mengalami drama, aku tim ibu yg mengalami drama ASI hehe. ALhamdulillah udah terlewati ya mbak. Pas seepas AI pun bisa dengan mudah lanjutin pakai UHT dan anaknya sehat :D
BalasHapusIni kenapa typonya banyak banget, duh #selepas #ASI
HapusYa ampun aku baru tahu bisa sembelit berbulan-bulan, rasanya gimana tuh ya :(.
BalasHapusSusu UHT pun aku terkadang minum ehehe
Saya salah satu ibu yang kurang beruntung dalam menyusui anak, Mba. Saya beri ASI hanya sampe 3 bulan saja, selebihnya sufor :(
BalasHapusTapi btw, susu UHT Indomilk ini juga jadi favorit kami sekeluarga loh, anakku juga suka banget minum ini, sering jadi bekalnya juga di sekolah :)
ini favorit anak-anakku sekarang mba..untuk sarapan pagi hehehe, juga kalua kita piknik or jalan-jalan dengan anak-anak. Selain enak dan bergizi, juga praktis
BalasHapusAnak-anakku juga suka UHT, selain enak rasanya, praktis banget ya ibu ga perlu repot cuci botol dan nutrisinya pun bagus
BalasHapusSebagai ibu bekerja, aku snagat terbantu dengan susu UHT, Mbak. Tinggal stok di rumah, kalau anakku sudah waktunya minum susu dia langsung ambil sendiri. Nggak perlu repot-repot buatin susu dengan air hangat lengkap dengan tremosnya.
BalasHapusAlhamdulillah dengan UHT indomilk ibu jadi terbantukan ya Mba. Saya juga susu ini. Meski ya ASi tetep nomor satu
BalasHapusSusu Favoritku sejak kecil nih... Sekarang anak -anak juga suka minum ini, baru tau juga ternyata ada info alergen ya mbak...
BalasHapusgk cuma untuk anak kecil...aku juga suka susu ini...hehe
BalasHapus