Aku yakin, aku bukanlah satu-satunya orang yang mengerutkan dahi ketika
mendengar “KERIK JAMU”. Detik selanjutnya, pasti ada satu pertanyaan di benak:
makhluk apaan, nih??
Kalau tidak ada kata pengantar, aku mungkin telah mengira bahwa KERIK JAMU
ini merupakan program kesehatan. Syukurlah aku membaca dengan seksama dan
langsung terkagum ketika menyadari bahwa KERIK JAMU ini merupakan akronim dari
tuKER plastIK, pinJAM bukU. Wow, boleh juga nih idenya!
Aku perlu berterima kasih kepada Mbak Cathy karena telah dipertemukan
dengan orang-orang hebat di acara peluncuran KERIK JAMU. Mbak Cathy
mengundangku via email dengan penjelasan yang sangat jelas, membuatku tidak
berlama-lama untuk menyepakati undangan dan menjadwalkan agenda. Kebetulan,
pada hari launching KERIK JAMU, anak-anakku ada yang menjaga. Alhamdulillah
berjodoh, ya! Hehehe.
Ada dua hal yang membuatku semangat ikut menyaksikan momen bersejarah ini
di Surabaya Creative Hub tanggal 23 Juli lalu. Pertama, acara ini erat dengan
peningkatan minat baca untuk anak. Kedua, yang menggagas adalah anak muda,
masih remaja, dan sedang menyelesaikan semester akhir kuliahnya. Keren. Aku
yakin, pendekatannya pasti beda!
Sebelum ramai hihihi |
Kotak Ide Bernama KERIK JAMU
Kalau kamu buka website resminya di www.kerikjamu.com, kamu akan
mendapati penjelasan mengenai siapa dan apa KERIK JAMU ini. KERIK JAMU adalah
sebuah aksi sosial yang digagas melalui Yayasan Membaca untuk Dunia. Inisiator
program ini adalah Oliver Budiman yang biasa dipanggil Ollie. Ide program ini
sebetulnya sangat sederhana: menukarkan 3 jenis plastik untuk menyewa satu buku
selama satu minggu.
Terdapat beberapa jenis buku, yakni buku cerita rakyat, cerita anak modern,
komik, hingga cerita tentang tokoh terkenal. Satu kotak terdapat 2 sekat dan
verisu 40-50 buku verita anak.
Yang membuatnya menarik adalah Ollie menyediakan akses ke buku di tempat
yang mudah terlihat dan sering dikunjungi oleh ibu dan anak serta membuat anak
menyadari pentingnya memilah sampah plastik. Dia berhasil bekerjasama dengan
salah satu toko ritel di Indonesia yang sudah sangat akrab dikenal oleh
masyarakat yakni Alfamart. Jika sebelumnya anak-anak bisa menyewa buku dengan
cara pergi ke perpustakaan atau ke sekolah, kini, mereka bisa mampir ke
Alfamart terdekat dan menukarkan 3 jenis sampah plastik sebagai harga menyewa
satu buah buku.
Tampilan KERIK JAMU |
Saat ini, KERIK JAMU sudah ada di 50 Alfamart di Surabaya dan sedang
berproses merambah Alfamart di area Gresik dan Sidoarjo. Aku pribadi yakin,
apabila memiliki progres yang baik, bukan tidak mungkin bisa digelar pula di
kota-kota besar lainnya.
Ollie mengatakan program ini diharapkan dapat mendukung dua hal. Pertama,
dapat menaikkan minat membaca anak-anak di Indonesia. Kedua, dapat mengenalkan
anak-anak tentang cara memilah sampah plastik.
Sekali lagi, alurnya sangat sederhana. Ibu dan anak datang ke Alfamart
membawa 3 sampah plastik (bisa botol, bungkus makanan ringan, atau jenis
plastik lainnya) kemudian bilang ke penjaga Alfamart kalau ingin meminjam buku
KERIK JAMU. Sampah plastik yang TIDAK diterima adalah kantong plastik alias
kresek dan styrofoam. Nantinya, mbak-mas penjaga Alfamart akan menanyai
identitas berupa nama dan nomor telepon. Setelah itu, mbak-mas penjaga Alfamart
akan membuka lemari kecil KERIK JAMU dan kamu bebas memilih buku yang ingin
kamu pinjam. Penyewa buku bisa meminjam selama satu minggu. Apabila ingin
memperpanjang, tinggal membawa lagi 3 buah sampah plastik. Simpel banget, kan?
KERIK JAMU Menjawab 3 Masalah
Program KERIK JAMU ini ditujukan untuk ibu (ayah, wali, maupun pengasuh)
dan anak. Harapannya, proses membaca ini juga bisa meningkatkan ikatan antara
orang tua dan anak dan sekaligus meningkatkan minat baca serta literasi
keduanya. Jika kamu mengaku baru mendengar program ini, aku tidak heran. Sebab
memang baru tanggal 23 Juli lalu diluncurkan di Surabaya Creative Hub
bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2019. Pada saat peluncuran, KERIK JAMU
membuat serangkaian acara dengan mengundang anak-anak SD di beberapa SD Negeri
di Surabaya untuk belajar mendongeng dengan mengangkat konten lingkungan hidup
dan sampah plastik di Perpustakaan Bank Indonesia.
Peluncuran KERIK JAMU di Surabaya Creative Hub tanggal 23 Juli 2019 |
Acara launching ini dihadiri oleh Ollie sebagai inisiator KERIK
JAMU, psikolog anak Inayah Sri Wardhani, dan perwakilan dari BI Prasetya Reta. Turut pula hadir untuk memberikan
sambutan dari perwakilan Pemerintah Kota Surabaya dan perwakilan dari Alfamart.
Oh, ya, tidak ketinggalan pula keluarga Ollie yang diam-diam sangat mencuri
perhatianku, meskipun sebetulnya mereka hanya berkutat di balik layar. Baca
terus ya, akan kuceritakan bagaimana Ollie bisa menggagas program ini di
usianya yang masih remaja dan bagaimana keluarganya sangat percaya pada
mimpinya ini.
Selama mendengar penjelasan Ollie tentang KERIK JAMU, aku berusaha
mengingat beberapa program serupa yang telah berjalan dan sempat di inisiasi
oleh teman-teman dekatku. Namun, sayangnya, kerap program kebaikan tersebut
kandas di tengah jalan. Entah karena kurangnya pendanaan, juga kurangnya
komitmen para inisiator. Menurutku, Ollie dan timnya sangat beruntung dan
langkahnya sudah sangat tepat melakukan pilot project ini di Kota
Surabaya yang memiliki konsentrasi program kerja di bidang lingkungan serta sedang
berusaha meningkatkan angka minat baca untuk anak-anak. Ini masalah pertama
yang dijawab oleh kehadiran KERIK JAMU.
Hal ini terlihat dari sambutan Pak Ir. Musdik Ali Suhudi, perwakilan Pemerintah
Kota Surabaya, yang turut membuka tangan dengan kehadiran KERIK JAMU. Beliau
mengatakan bahwa buku harus datang ke masyarakat. Secara gamblang, Pak Musdik
menyampaikan kegelisahannya mengenai tingkat baca di Surabaya yang masih rendah
meskipun beragam fasilitas sudah disediakan oleh Pemkot. Terhitung ada 463 Taman
Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di balai RW dan kelurahan. Tahun ini, masih
akan ditambah 66 TBM baru. Kemudian, ada pula 2 perpustakaan daerah. Masih
belum berhenti di situ, terdapat pula taman baca mini di beberapa fasilitas
umum seperti terminal dan rumah sakit. Pemkot juga mengerahkan stafnya untuk
menjadi petugas perpustakaan di sekolah di Surabaya.
“Program KERIK JAMU ini sangat membantu kinerja Pemkot. Karena, KERIK JAMU dapat mendekatkan buku ke masyarakat. Pada saat yang sama, anak-anak juga jadi lebih sadar memilah sampah,” ujar Pak Musdik.
Masalah kedua yang dijawab oleh KERIK JAMU adalah terkait lingkungan. Ollie
dan tim KERIK JAMU memilih Surabaya dan dua daerah di sekitarnya untuk menjadi
lokasi pertama karena Surabaya sedang fokus pada perbaikan kualitas udara,
taman, serta lingkungan. Sudah bertahun-tahun Surabaya melakukan perbaikan agar
kotanya lebih "layak huni" dan sekarang mulai terlihat hasilnya
apabila dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia (dapat dilihat
dari sederet prestasi Kota Surabaya). Program KERIK JAMU yang digagas oleh
Ollie dan timnya, sejalan dengan yang sedang dilakukan oleh Pemkot Surabaya.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya pun menyambut baik langkah yang diambil oleh
KERIK JAMU.
Masalah ketiga adalah hubungan orang tua-anak dan perkembangan anak.
Masalah ini dijelaskan oleh psikolog anak yang hadir. Di tengah riuh gawai
yang ada di Indonesia, kehadiran buku di keseharian anak menjadi langka.
Meskipun sudah banyak gerakan literasi dan ditularkan pula melalui banyak
publik figur, kehadiran KERIK JAMU tetap diperlukan untuk menyentuh masyarakat
dari berbagai tingkatan kelas sosial dan bersiaga di titik-titik yang dekat
dengan rumah warga.
Seringkali yang main ke Alfamart tidak hanya orang tua saja, tetapi juga
anak. Harapannya, mereka dapat terpapar kehadiran KERIK JAMU dan tergerak untuk
meningkatkan frekuensi membaca bersama anak-anak di rumah.
KERIK JAMU Terus Melangkah Maju
Pada acara launching kemarin, tidak putus berbagai pertanyaan yang
ditujukan pada Ollie. Mulai dari masalah teknis seperti kemungkinan ada buku
yang hilang hingga langkah-langkah KERIK JAMU ke depan.
Ollie bercerita tentang rencana terdekatnya bahwa dia dan timnya akan
berusaha melakukan ekspansi. Dalam waktu dekat, sedang dilakukan proses
penambahan perpustakaan mini KERIK JAMU di Gresik dan Sidoarjo. Karena mereka
menggandeng Alfamart, bukan tidak mungkin segera KERIK JAMU akan hadir di
kota-kota lainnya. Ia mengatakan, program ini butuh perjalanan awal selama 3-4 bulan.
Pada selang waktu tersebut, timnya juga akan mendatangi RT dan RW setempat
untuk melakukan sosialisasi bahwa sekarang ada perpustakaan mini di Alfamart.
Ollie dan Imam Syafii (Alfamart) |
Ada beberapa FAQ (Frequently Asked Questions) yang mungkin
akan ditanyakan oleh orang-orang yang baru mendengar KERIK JAMU. Aku berusaha
merangkumnya di sini.
FAQ 1: bagaimana jika buku hilang?
Tidak masalah. Ollie mengatakan dia dan timnya santai saja kalau ada buku
yang hilang! Waaah.. ini bisa jadi kabar baik sekaligus kabar buruk, ya! Tim
KERIK JAMU menganggap kalau ada buku yang tidak kembali artinya si anak sangat
suka buku tersebut dan bisa bermanfaat di rumahnya. Bagi mereka ini tak
mengapa. Mereka juga sudah punya solusi dengan cara membuka donatur buku untuk
umum. Para donatur buku bisa memberikan 25 buku cerita dan akan mendapat satu
buah tumbler dari KERIK JAMU.
Meskipun KERIK JAMU udah berbaik hati banget nih, plis plis plis, usahakan
jangan sampai ada buku yang hilang, ya gaisss.
FAQ 2: bagaimana jika kasir Alfamart tidak fokus kinerjanya antara melayani
pembeli dan melayani yang mau pinjam buku KERIK JAMU?
Fyi, KERIK JAMU dan Alfamart telah melakukan sosialisasi dan training
kepada pegawai Alfamart yang dititipi perpustakaan mini KERIK JAMU. Jadi, ini
bukan perihal yang mendadak. Dengan demikian, harapannya kasir bisa
memperkirakan lamanya waktu pelayanan agar tetap bisa optimal melayani pembeli
maupun yang akan meminjam buku. Alfamart tetap berkomitmen untuk memberi
pelayanan yang terbaik. Selain itu, telah ada volunteer lokal yang akan
sesekali membantu kasir Alfamart untuk melakukan input database serta membantu
anak-anak yang akan meminjam buku agar lebih familiar dengan cara kerja KERIK
JAMU.
FAQ 3: sampahnya dikemanain?
KERIK JAMU telah bekerjasama dengan Alfamart tidak hanya sekedar penitipan
saja, tetapi juga pengelolaan sampahnya. Ollie mengaku telah melihat sendiri
bagaimana Alfamart melakukan pengolahan sampah plastik dan menjadikannya
barang-barang yang masih dapat digunakan. Jadi, sekali dayung dua tiga pulau
terlampaui, ya!
Oh, ya, kalau kamu ingin tau keseruan acara peluncuran KERIK JAMU dan mendengar highlight dari beberapa pembicara, bisa langsung lihat videoku ini ya:
Oh, ya, kalau kamu ingin tau keseruan acara peluncuran KERIK JAMU dan mendengar highlight dari beberapa pembicara, bisa langsung lihat videoku ini ya:
Stories Behind….
Ketika aku hadir di acara peluncuran program KERIK JAMU, aku mengamati
dengan seksama bagaimana Ollie memaparkan program ini dengan sangat serius. Dia
menghemat kosa kata, to the point, dan berbicara dengan sangat
hati-hati. Aksen Bahasa Indonesianya agak wagu. Aku memakluminya, karena
dia lebih akrab dengan Bahasa Inggris sejak kecil. Sekarang saja, dia juga
sedang kuliah di Amerika.
Larut dalam gagasannya, aku mulai mengagumi langkah remaja ini. Rasa
penasaranku pun terpantik, siapa saja yang berada “di belakangnya”? Rasanya agak mustahil remaja seperti Ollie mampu melakukan langkah besar sendiri. Benar saja, dukungan
penuh dari keluarga rupanya mengalir sejak awal ide KERIK JAMU ini muncul. Salah
seorang jurnalis sempat berkata pada Ollie, “You’re so lucky, Man!” Ide Ollie
ini, seperti yang kukatakan di atas, sebetulnya sangat sederhana. Yang
membuatnya menarik adalah distribusinya dan pihak yang bekerjasama dengannya.
Tentu tidak mudah menggandeng perusahaan ritel ternama sekelas Alfamart apabila
tidak ada bantuan yang memadai.
Seusai acara, aku langsung merapat ke Ibunya Ollie. Sejak awal, beliau
selalu membawa aura kehangatan dan menyapa hampir ke seluruh awak media yang
hadir. Caranya bercerita juga khas ibu-ibu: cerita A, nyalur ke B, tiba-tiba
meloncat ke F, alias kemana-mana dan penuh kejutan! Aku sangat menikmati kisah
masa kecil Ollie bersama neneknya yang sering menghabiskan waktu bersama dengan
hewan-hewan peliharananya yang terblang ekstrim, serta bagaimana Ollie rutin
melahap buku dalam waktu yang singkat.
Ibunda Ollie (Mom Tiara) dan Akuuu |
“Mom, bolehkah Mom cerita bagaimana ide KERIK JAMU ini muncul di benak
Ollie?”
Ibu Tiara J. Josodirdjo, nama ibunda Ollie, tanpa jeda langsung meneruskan ceritanya.
Aku tahu, sejak awal, beliau pasti ada di garda terdepan dalam mendukung impian
anaknya. Sebelum meneruskan cerita, Ollie sempat melirik usil ke arah Ibunya,
sambil terus berjalan mengikuti awak media untuk diwawancara lebih lanjut. Keluarga ini terlihat sangat intim dan saling dukung satu sama lain.
“Ya itu, Mbak, awalnya dia memang sangat suka lingkungan, ya.
Kemudian suatu saat dia lagi camping di America, tanpa handphone. Dia
menghabiskan beberapa hari bersama alam dan dia merasakan kesegaran yang nyata
yang tidak pernah ia temui di Indonesia. Dari situ, ia membaca dan memeriksa
data. Mengenai realisasi KERIK JAMU ini, dia bicarakan kepada ayahnya, bahwa ia
ingin berbuat lebih serius dan berdampak untuk anak-anak khususnya generasi di
bawah usianya,” begitu tutur beliau.
Sederhana, bukan? Tetapi, lihatlah, bagaimana sebuah pengasuhan mampu
berbuat banyak. Ollie, melalui KERIK JAMU, aku rasa ingin membuat kebaikan ini
beranak pinak, berantai, dan saling mempengaruhi antara satu keluarga dengan
keluarga yang lain. Sebagaimana pesan yang aku dapatkan dari kelas Keluarga
Kita, pengasuhan anak tidak pernah bersifat individual. Pengasuhan anak,
sejatinya, selalu bersifat sosial. Sebab, cara kita mendidik anak akan
mempengaruhi anak lain, begitu pula sebaliknya.
Nah, begitu cerita peluncuran KERIK JAMU pekan lalu. Buibu yang di
Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, yuk cobain ajak anaknya pinjam buku di alfamart
dan KERIK JAMU terdekat. Kalo di kota lain, kita doakan bareng-bareng yuuuk
biar bisa segera meluncur ke sana juga! :)
Wah seru juga bisa pinjam buku gini ya kak. Btw salut juga ama timnya yang blg gpp kalau bukunya hilang yang berarti anak tsb sangat suka ama bukunya ya
BalasHapusAku kagum deh sama anak-anak zaman now, anak milenial sekarang ini benar-benar kreatif dan punya semangat yang tinggi ya. Salut deh, apalagi dengan ide Kerik Jamu ini. Kalo gak baca pasti kupikir ini semacam jamu-jamuan gitu, hehe. Tfs ya Mbaa
BalasHapusmasyaAllah keren banget ya program ini. aku tadinya mengerutkan kening juga lho mbak, kerik jamu? ternyata singkatan dari tuker plastik, pinjam buku. bener bener kreatif.
BalasHapusoiya di Bogor juga ada lho perpustakaan sampah. caranya sama juga, meminjam buku dengan cara membawa sampah plastik.
moga sukses semua yaa. dan mendongkrak minat membaca warga sekitar, terutama anak anak
Tuker Plastik Pinjam Buku disingkat Kerik Jamu..that is a unique name. Kerjasama di Alfamart. Program nya bagus ini
BalasHapusKu bacanya merinding ih, salut sama Ollie dengan kepeduliannya pada lingkungan, anak muda idola ini.
BalasHapusSemoga program keren ini merambah kota lainnya di luar Surabaya dan Jawa Timur ya.
Bukunya sangat menarik ini sepertinya apalagi aku punya anak juga jadi makin penasaran pengen baca mom
BalasHapusSemoga semakin banyak anak-anak muda yang menginspirasi seperti Ollie ini ya, keren dan salute
BalasHapusProgramnya menarik ini mbak tapi masih di Surabaya saja ya, kalau ke sana bisa lihat langsung ke Alfamart ya. moga bisa sampai Malang nantinya.
BalasHapusProgram kerik jamu ini bener2 sebuah movement yang bagus bangeeeet ya mbaaa. Duh ak excited banget
BalasHapusKonsepnya bagus banget nih ya, selain mengajarkan cinta lingkungan, gerakan gemar membaca jadi makin kuat lagi di keluarga. Kayaknya di Semarang kok belum hype ya ini. Ga sabar menunggu ada Kerik Jamu di sini.
BalasHapusOllie keren banget, idola masa kini. Masih muda dan berkarya apalagi untuk kehidupan anak bangsa yang lebih baik. Mantep banget, dengan Kerik Jamu. Mau juga diadakan di Pekalongan atau Semarang dong hehehe biar aku bisa ikutan
BalasHapusprogramnya menarik banget ini , setuju ya skrg supaya sayang lingkungan kita musti banget merhatiin hal hal kcil kaya gini .
BalasHapuskeren banget nih inovasinya, jadi menyelesaikan masalah tanpa masalah, ya XD Tapi kayaknya di daerah bandung belum lihat deh, semoga bisa cepat menyebar ke kota-kota lain yaa :D
BalasHapuswihiii ada inovasi baruu! di Jakarta belum ada ya mba inii? Pengen banget nyobain juga hihi
BalasHapusProgram ini baru banget aku denger. Bagus banget ih. Sebuah inovasi. Semoga nanti ada di Banjarmasin. hehe..
BalasHapusKereen. Salut dengan ide menukar sampah plastik dengan mwminj buku. Cuma bukunya pasti bisa kembali nggak ya itu?
BalasHapusKalau disekolahan saya pernah ada program tukarsampah jadi buku. Konsepnya seperti bank sampah tapi hasilnya ditukarkan dng buku bacaan
Programnya sungguh bagus sekali.
BalasHapusSemoga banyak anak yang makin cinta dengan dunia literasi. Karena membaca itu menyenangkan.
Ini bukunya boleh dibawa pulang berarti yaa..?