Beberapa hari yang lalu aku membuat tulisan beberapa pertimbangan sebelum resign untuk para bunda. Tulisan itu juga aku bagikan di Instagram. Ternyataa.. banyak sekali teman-teman online yang merespon dengan beragam cerita. Ada yang menanggapi di question box, ada pula yang DM panjang banget. Postinganku pun mendapat banyak interaksi berupa save dan forward. Ini menandakan bahwa banyak bunda yang galau akan topik yang sama dan semoga saja tulisanku itu ada manfaatnya ya.
Sekarang aku mau melanjutkan tulisan pada topik resign. Kali ini secara khusus aku akan membahas beberapa bisnis yang dapat dijalankan untuk ibu rumah tangga. Tidak sekadar mention bisnisnya saja, aku juga akan memberi sedikit wawasan tentang persiapan menjalani bisnis tersebut, gambaran umum, modal, serta perkiraan pendapatan. Pastikan kamu membaca sampai selesai ya, Bunda.
Kapan dan Bagaimana Memulai Bisnis untuk Ibu di Rumah?
Bicara tentang memulai, kamu bisa memulai bisnis rumahan pasca resign dari sudut pandang hobi atau sudut pandang market. Kalau dari hobi, ya mulai saja dari apa yang kamu suka, baru mikirin potensi marketnya. Kalau dari sudut pandang market, kamu bisa melihat kegiatan apa yang potensi pasarnya ada dan cukup besar kemudian memilih peran yang bisa kamu lakukan.
Menurutku saat yang tepat untuk mulai membangun bisnis sampingan untuk ibu rumah tangga justru ketika sebelum resign. Minimal dipikirin dulu ide bisnisnya nanti apa. Kalau sebelum resign belum sempat mikir serinci itu, ya tidak apa-apa. Bisa dipikirkan nanti setelah semua urusan pasca resign kelar.
Ada banyak alasan mengapa bunda-bunda pada resign. Karena abis melahirkan, masih punya newborn, nggak tega ninggal anak, nggak kepengin LDM, anak sakit, dirinya sendiri sakit, dan banyak lainnya. Pada tulisanku sebelumnya, aku merekomendasikan kalau mau mulai bikin bisnis, pastikan tau kapan waktu yang tepat. Tidak perlu ngoyo dulu setelah resign terus buru-buru bangun bisnis, apalagi kalau masih ada prioritas lain seperti baru melahirkan. Biasanya bunda yang baru melahirkan itu kerepotan banget urus bayi. Boro-boro mau buka usaha ya, Bund..
Tahap pertama yang perlu kamu lakukan adalah mencoba melakukan riset market. Minimal tau 4P-nya, yakni product, price, place, dan promotion-nya. Cara risetnya bisa dari marketplace atau media sosial. Kemudian tentukan juga pasarmu nanti, mau yang kelas menengah ke bawah atau menengah ke atas alias produk atau jasa premium.
Hal lain yang perlu kamu ketahui adalah mau menjual produk/jasa yang termasuk pada kategori blue atau red ocean. Blue ocean adalah kategori produk yang pasarnya cenderung tenang, karena produk/jasanya sendiri belum banyak persaingan. Enaknya bermain di blue ocean adalah minim kompetitor, bisa menentukan harga dengan bebas (namun tetap rasional), dan biasanya cukup engage dengan market.
Kelemahannya adalah bisa jadi kesusahan membangun dan mengedukasi market, karena masih pada “tidur” marketnya (sleeping market). Selain itu mungkin bakalan kurang butuh waktu yang agak lama buat bikin dapur ngebul. Misalnya saja, persewaan white bouncy castle (aku menjalankan ini sekarang) dan jualan barang-barang yang eco friendly. Tetapi, blue ocean ini tidak sebatas pada produknya saja, ya. Bisa juga pada strategi yang berbeda, meskipun produknya termasuk produk yang memiliki persaingan ketat.
Sementara untuk red ocean adalah kebalikannya, yakni kategori produk/jasa yang sudah diketahui banyak orang dengan persaingan yang sangat ketat. Biasanya sampai ada perang harga juga. Contoh gampangnya adalah berbagai produk di marketplace, orang jualan gorengan di pinggir jalan, jualan baju (tergantung juga bajunya kayak gimana dan cara jualannya juga, sih), dan menjual sembako.
Salah satu bisnis yang sedang aku kelola saat ini: persewaan mainan dan white bouncy house di Surabaya. |
Berbagai Bisnis Sampingan Ibu Rumah Tangga
Aku kembali melakukan jejak pendapat di Instagram. Namun, kali ini aku hanya mendapat tiga respon jawaban dari teman-teman. Mungkin karena timing tanya yang kurang pas, ya, hehe. Tiga rekomendasi bisnis sampingan untuk ibu pasca resign yang direkomendasikan teman-teman di Instagramku adalah reseller buku dan menulis, bisnis kue dan turunannya (frozen food, masakan homemade, dll), serta ngeblog dan jualan online. Mari kita kupas satu per satu, Bund!
Jualan Online
Bisnis online itu ada buanyaakk macamnya. Frasa ini terlalu luas banget. Apabila kamu ingin menjual produk secara online, coba tentukan dulu mau produk apa dan dipasarkan di mana. Ada beberapa produk yang dapat kamu jual secara online dengan berbagai sistem, mau jadi produsen, marketer, agen, dropshipper, dan banyak metode lainnya.
Jualan Produk Fashion Online
Aku pernah melakukan bisnis ini setelah lulus S1. Sempat kujalani selama lima tahun lamanya sebelum akhirnya aku putuskan untuk menyudahi bisnis fashion hijab. Enaknya jualan produk fashion hijab itu marketnya ada dan sangat besar, bahkan semakin tumbuh setiap harinya. Aku juga sempat menikmati lancarnya orderan bahkan sempat juga mendapat klien dari luar negeri. Namun, kekurangannya adalah tren yang cepat berubah. Jadi pastikan kamu selalu fleksibel dalam mengikuti tren fashion hijab, ya. Apabila kamu ingin berbisnis pada sektor ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
Mau berperan sebagai apa? Sebagai produsen, reseller, agen, dropshipper, atau mungkin ada istilah lain. Kalau mau jadi produsen, tentukan juga mau jadi produsen untuk produksi skala kecil atau besar. Produsen skala besar tentu butuh modal yang lebih banyak, sementara keuntungannya biasanya pada margin yang lebih besar. Kamu perlu riset banyak hal seperti harga kain rol, dimana belinya yang paling dekat dengan kualitas yang bagus, serta penjahit yang bisa memenuhi keinginan kamu.
Kalau kamu di Surabaya, aku merekomendasikan beli kain di Jalan Slompretan. Keliling aja per toko, cari kain yang paling kamu butuhkan dengan harga terbaik. Kalau kamu di Jogja, sepanjang Jalan Solo adalah tempat terbaik untuk belanja kain ecer maupun roll. Sementara kalau kamu tinggal di Jakarta, udah ke Tanah Abang aja.
Tidak ingin mikir berat-berat? Jadi reseller, agen, atau dropshipper saja. Kamu tidak perlu memikirkan biaya produksi, penjahit, margin, biaya karyawan, desain produk, tren, dan lain sebagainya. Cukup tau market dan tempat memasarkan. Perhatikan juga perjanjian dengan produsen, ya. Kadang ada produsen yang tidak mengizinkan akad dropship, ada pula yang butuh modal serta komitmen yang agak besar untuk menjadi agen atau reseller.
Modalnya berapa? Besaran modal tentu tergantung pada peran yang kamu pilih. Dulu ketika aku memutuskan untuk menjadi produsen skala kecil, aku memulainya dengan sekitar 1 juta saja. Waktu itu aku cukup beruntung karena tinggal di tempat yang dekat dengan penjahit dan kain. Orderan lumayan liquid dan bisa aku sambi kuliah S2.
Biasanya marketer (reseller, agen, dropsipper) butuh modal yang lebih kecil atau bahkan tanpa modal sama sekali. Yang jelas, kalau mau jualan online perlu modal kuota atau internet di rumah. Oya, sebelum aku menjadi produsen, aku sempat jadi agen dan ternyata agak merepotkan karena harus keluar biaya 3 jutaan dengan margin yang agak kecil. Sebaiknya, kamu perlu cermat memilih produsen, ya.
Bagaimana cara memasarkannya? Kalau lewat online, kamu bisa memasarkan via media sosial dan marketplace. Tapi zaman sekarang, sepertinya kalau mau cepat banjir orderan ya lewat marketplace. Sementara untuk media sosial, itu sebagai katalog dan tempat untuk meyakinkan pelanggan bahwa tokomu bukan fiktif. Upayakan untuk membuat Instagram Bisnis dan jangan mengunci akunmu agar pelanggan bisa menemukanmu dengan mudah.
Kamu juga bisa bergabung dengan komunitas bisnis online. Biasanya mereka rutin memberi kelas atau berbagi kiat-kiat berjualan online dan melakukan ads untuk memperluas market. Jejaring itu penting!
Berapa pendapatannya? Ini tergantung pula dari peran yang kamu pilih serta bagaimana metode pemasaranmu. Kalau masih awal-awal, biasanya masih agak sedikit ya. Wajar saja, yang penting konsisten dan tau caranya. Aku bisa perkirakan apabila kamu menjadi reseller atau agen, pendapatanmu sekitar 500.000 - 3.000.000 per bulan. Ini cuma perkiraan, ya. Bisa saja kamu melampaui angka yang aku sebutkan tadi.
Salah satu produk unggulan yang pernah aku buat dan design: pashmina 4in1. Sempat hits pasca aku mengendorse Revalina S. Temat. |
Jualan Buku Online
Aku tidak terlalu paham jaringan penjual buku online ini. Tetapi, kurasa kamu bisa memulainya dengan mendekati penerbit buku. Sekarang ini ada banyak penerbit, ada yang spesifik untuk novel, komik, hingga buku-buku anak yang umum dan islami. Marketnya pun cukup luas, karena sudah semakin banyak orang yang paham pentingnya literasi dan menguatnya komunitas-komunitas pegiat buku.
Mau berperan sebagai apa? Sama seperti jualan baju online, kamu bisa berperan sebagai reseller, agen, dropshipper, atau membeli sendiri buku-buku di tempat bazaar untuk dijual kembali. Beberapa penerbit terkadang memberikan titel “konsultan buku” pada marketer mereka. Ini biasanya aku temui pada bunda yang menjual buku-buku anak.
Berapa modalnya? Aku tidak tahu pasti, semuanya tergantung pada siapa yang kamu ajak kerjasama. Tergantung pada pola kerjasama. Biasanya ada yang mengharuskan kamu membeli pada jumlah tertentu, ada pula yang tanpa modal sama sekali.
Bagaimana cara memasarkannya? Media sosial masih menjadi tempat yang tepat. Kulihat banyak orang menjual buku di Instagram dan Twitter. Kamu juga bisa membuat akun di marketplace untuk menjangkau orang-orang yang kepengin membeli buku dengan memanfaatkan voucher cashback atau gratis ongkir.
Berapa pendapatannya? Hm.. aku belum pernah jualan buku, ya. Tetapi kalau boleh aku menebak, tidak jauh dari angka 500.000 - 3.000.000 per bulan. Kembali lagi semua tergantung pada berapa margin per produk, bagaimana cara memasarkan, serta seberapa giat berjualan.
Jualan Skincare Online
Selamat datang di industri paling cepat bergerak dan bertumbuh! Sekarang ini sudah banyak kosmetik dan skincare lokal yang muncul, belum lagi seller yang mendagangkan produk-produk dari luar negeri. Marketnya juga luas banget, mau yang umum sampai yang concern dengan kehalalan juga ada!
Mau berperan sebagai apa? Kalau sebagai produsen, tentu agak berat, ya. Sekalipun sekarang udah banyak makloon skincare dan kosmetik. Kalau buat sampingan aja, mungkin bisa menjadi marketer. Model bisnisnya pun beragam. Kalau kamu punya jaringan yang baik, kamu bisa membeli produk dari produsen dengan harga yang murah dan menjualnya di berbagai platform. Beberapa kosmetik lokal ada pula yang memberlakukan model bisnis bertingkat seperti “member get member”, sistem bonus, serta ada juga yang memungkinkan kamu menjadi konsultan kecantikan sambil berjualan.
Berapa modalnya? Sama seperti kategori sebelumnya, modal ini tergantung pada peran dan sistem yang kamu pilih. Ada sebagian produsen yang memberi sistem dropship dan ini berarti tanpa modal, ada juga yang mengharuskan kamu belanja dulu dalam jumlah tertentu.
Bagaimana cara memasarkannya? Media sosial dan marketplace masih menjadi pilihan terbaik. Kuasai pula TikTok karena market beauty di sana juga besar. Kamu juga perlu mengenali dengan baik karakter produk yang kamu jual, targetnya ke mana, apakah market yang menengah ke bawah atau premium.
Berapa pendapatannya? Angkanya bisa bervariasi. Tergantung produk, pola penjualan, dan di mana kamu memasarkan. Bukan tidak mungkin kamu bisa mendapatkan pendapatan di atas 5 juta per bulan.
Jualan Printilan Online
Kuperjelas dulu, ya. Yang aku maksud printilan ini luas, bisa printilan home dekor, printilan rumah tangga seperti barang-barang impor, printilan alat tulis, dan banyak lainnya. Kupersingkat aja sih agar enggak terlalu panjang blogpostnya hehehe.
Mau berperan sebagai apa? Pada sektor ini, kamu pun bisa jadi produsen, asal punya kompetensi. Banyak temanku yang berjualan konektor masker, jualan aksesoris, dan peralatan home dekor yang mereka buat sendiri. Biasanya ibu bisa mengerjakannya di sela-sela waktu sambil mengurus anak. Sementara kalau kamu memilih bisnis printilan rumah tangga barang-barang impor, kamu perlu cari koneksi produsen atau importir dulu agar bisa memastikan harga dan kualitas produk yang terbaik.
Berapa modalnya? Kamu bisa memulai dari 100.000 saja, lagi-lagi tergantung mau berjualan printilan apa. Apalagi, sekarang banyak bahan dasar yang sudah bisa kita beli secara daring dengan harga yang terjangkau. Kalau kamu menjual barang impor, kamu juga bisa berjualan tanpa modal, tidak perlu menyetok barang terlebih dahulu dan bisa juga menerapkan sistem pre order untuk memperkirakan biaya.
Bagaimana cara memasarkan? Kalau target marketmu online, bermainlah di marketplace. Di sana surga konsumen yang demen cari printilan. Kalau kamu jualan di instagram, perlu mengatur konten untuk membuat market lebih engage agar tidak bosan dengan postingan produk yang itu-itu saja.
Berapa pendapatannya? Kalau kamu rajin dan tau cara memasarkan, aku yakin kamu bisa mendapatkan up to 3.000.000 per bulan. Kembali lagi ke seberapa banyak waktu yang bisa kita alokasikan untuk berjualan, ya.
Jadi Penulis
Industri kepenulisan itu sangat luas. Kamu bisa menjadi penulis novel, ghost writer, penulis skenario film, dan bahkan bisa juga jadi peneliti lepas. Menurutku, untuk menekuni bidang ini sebagai usaha sampingan untuk ibu rumah tangga, kamu perlu suka menulis terlebih dahulu. Soalnya, menulis itu kadang bikin jengah, buat yang gak suka nulis, ya. Butuh waktu lebih lama untuk memproduksi karya dan pada sisi lain, kadang agak susah memasarkan.
Bagaimana persiapannya? Kurasa setidaknya kamu harus memiliki “alat tempur” seperti smartphone dan laptop. Menulislah di google docs karena akan sangat memudahkanmu ketika tiba-tiba mendapat inspirasi tetapi lagi nyuapin anak atau ngeloni anak tidur. Sebaiknya kamu juga memiliki internet yang stabil di rumah agar memudahkanmu meriset hal-hal yang kamu butuhkan untuk konten tulisan.
Berapa modalnya? Nearly zero kalau kamu sudah punya laptop dan smartphone. Kamu cuma perlu modal waktu, mood yang oke, dan kreatifitas. Oh, mungkin juga kamu perlu modal jejaring yang baik.
Bagaimana cara memasarkan? Kalau kamu suka menulis ilmiah atau menjadi peneliti, kamu bisa memasarkan tulisanmu di media jurnalistik online dan cetak. Kurasa ini bisa dilakukan oleh ibu-ibu yang sebelumnya bekerja di ranah akademik, ya. Sementara kalau kamu lebih suka penulisan fiksi dan non fiksi, kamu bisa mencoba untuk mengirim naskah ke penerbit atau menerbitkan buku secara indie. Khusus penulis fiksi, kamu juga bisa memasarkan tulisanmu ke berbagai platform online. Sudah ada banyak, ya. Kamu perlu mencermati ketentuan saja karena biasanya beda platform beda aturan terbit.
Berapa pendapatannya? Mungkin bisa antara 1.000.000 sampai 10.000.000 per project untuk menulis ilmiah atau menjadi peneliti. Kalau penulis fiksi, aku kurang paham, nih. Karena perhitungan pendapatannya agak rumit ya kalau sudah ketemu sama penerbit. Ada perhitungan komisi yang biasanya berbeda-beda. Aku sendiri pernah menerbitkan buku antologi cerpen serta tulisan ilmiah dan tidak mendapat pendapatan rupiah atas tulisanku itu.
Jadi Blogger, Copywriter, Freelance Content Writer
Pekerjaan ini cukup baik, lah, untuk menjadi bisnis sampingan bagi ibu rumah tangga. Aku bisa mengatakan demikian karena aku sudah menjalani pekerjaan sebagai blogger sejak akhir tahun 2017 sampai sekarang. Karena blogger ini pekerjaan menulis dalam ranah digital, biasanya ada juga blogger yang melakukan pekerjaan lain tapi masih satu industri, seperti copywriter dan freelance content writer. Syaratnya juga masih sama yakni suka menulis.
Bagaimana persiapannya? Blogger itu termasuk content creator karena dia juga memproduksi konten berupa tulisan untuk platform yang ia kelola. Untuk itu, persiapannya pun lebih banyak. Ada alat seperti smartphone dan laptop yang perlu kita miliki. Kalau punya kamera, tentu lebih baik, agar kamu bisa memproduksi foto atau video dengan kualitas yang lebih oke. Karena biasanya ada job yang mengharuskan blogger “berperan ganda” dengan menjadi influencer di social media dan bisa juga sekalian jadi YouTuber. Dunia blogging juga berkembang terus menerus, pastikan kamu mengikuti perkembangannya dengan bergabung ke komunitas blogging.
Berapa modalnya? Kamu perlu mengeluarkan rupiah jika ingin membeli domain dan tentu saja ini yang kusarankan. Platform Blogger/Blogspot lebih murah, antara 100-300 ribuan. Sementara untuk Wordpress mulai dari 500 ribu sampai 1 juta untuk domain dot com. Kalau ingin di bawah 100 ribu, kamu bisa membeli domain dot my atau domain lain yang sejenis (cek provider aja ya). Modal lainnya adalah smartphone, laptop, waktu, dan internet yang super lancar aja, deh. Kreatifitas juga perlu, ya, kalau kamu tipikal blogger yang demen ikutan lomba blog.
Bagaimana cara memasarkan? Produk yang dijual blogger adalah tulisan dan konten. Cara memasarkannya tentu saja melalui platformnya sendiri yakni blog yang dikelola. Selain itu, bisa juga “memasarkan” tulisan melalui media sosial dan platform menulis lain. Agar tulisan kamu bisa bertemu dengan audience yang tepat, kamu perlu belajar SEO, minimal yang dasar-dasar, ya.
Berapa pendapatannya? Pendapatan blogger bisa berasal dari banyak channel. Seperti adsense, endorsement, content placement, backlink placement, collaboration, affiliate program, hingga lomba blog. Berapa besar pendapatan tentu kembali lagi dengan seberapa rajin dan produktif kita dalam mengelola blog. Dapat kukatakan dalam sebulan bisa, lah, dapat minimal 1.500.000. Walaupun dalam kasusku, pernah juga dalam sebulan aku dapat 950.000-an saja, karena apa kalau bukan invoice yang mundur-mundur #ehhhcurhat. Ada juga blogger yang menghitung pendapatan blogger dalam masa tahunan. Bukan tidak mungkin kalau dalam setahun, blogger dapat menghasilkan 30 sampai 50 juta melalui monetisasi blognya.
Bisa berangkat gratis ke Turki adalah salah satu manfaat yang aku dapatkan dalam pekerjaanku sebagai blogger. |
Content Creator dan Influencer
Banyak juga ibu rumah tangga yang menyambi sebagai content creator di berbagai platform seperti YouTube dan TikTok. Kontennya ya beragam, ada yang tutorial masak-masak, ada juga video tentang keseharian anak. Sebagian ibu juga menyukai menjadi influencer di media sosial. Mereka juga sebaiknya pandai menulis (setidaknya menulis caption) tanpa perlu repot-repot mengurus blog.
Perlu kamu ketahui bahwa kedua hal ini berbeda. Content Creator, seperti namanya, fokus pada membuat konten-konten dan memiliki niche. Biasanya mereka memproduksi lebih banyak konten organik ketimbang advertorial. Blogger juga dapat disebut content creator. Sementar influencer merupakan orang atau ahli yang memiliki pengaruh di media sosial. Saat ini, ada berbagai istilah dalam dunia influencer marketing seperti nano influencer, mikro dan makro influencer. Followers besar tidak melulu jadi patokan. Makanya, jangan kaget kalau dengan followers di bawah 5000 saja kamu sudah bisa memonetisasi akun media sosialmu.
Bagaimana persiapannya? Upayakan kamu memiliki niche agar lebih fokus membahas topik-topik tertentu. Niche juga membantu kamu menemukan audience yang sesuai. Setelah memilih niche, kamu bisa menentukan style content yang ingin kamu sajikan. Ada beberapa content creator dan influencer muslimah yang enggan menampakkan wajah, mereka pun hanya fokus pada desain, kecantikan foto produk/pemandangan/home decor, dan banyak lainnya.
Kusarankan kamu memiliki modal berupa smartphone dengan kamera yang bagus (punya kamera mirrorless atau DSLR lebih ok) dan gemar mengikuti perkembangan media sosial serta digital marketing. Kamu juga perlu mempersiapkan rate card apabila diajak kerja sama oleh brand. Bergabung dengan sejumlah komunitas mungkin dapat membantu juga, ya.
Berapa modalnya? Hm.. nggak ada patokan modal, ya. Paling lebih ke modal gadget serta internet.
Bagaimana cara memasarkannya? Produk yang dijual oleh influencer dan content creator adalah konten. Setiap konten bisa kamu distribusikan ke berbagai platform yang kamu punya agar bisa bertemu dengan audience yang sesuai.
Berapa pendapatannya? Di awal, mungkin kamu akan susah mendapatkan rupiah dengan lancar. Akan tetapi dengan konsistensi yang baik, menjadi influencer dan content creator dapat memberi pendapatan yang menjanjikan. Bisa kepoin sendiri, ya, contoh-contoh influencer atau content creator favoritmu hehehe.
Jualan Makanan Segar, Catering, dan Frozen Food
Masa pandemi ini membuat sebagian orang jadi mager buat masak karena waktunya habis untuk ngurus anak dan WFH. Aku termasuk yang seperti ini dan membagi waktu kapan memasak sendiri dan kapan ngelarisin catering tetangga. Bisnis makanan masih menjanjikan, lho. Aku hanya ingin meneruskan pesan Mas Jaya Setiabudi tentang bisnis makanan: upayakan produkmu ngangenin. Produk yang ngangenin itu bikin pelanggan terus balik dan balik lagi.
Bagaimana persiapannya? Kalau kamu ingin memproduksi sendiri, kamu tentu perlu memiliki skill memasak yang baik. Kalau masih tahap awal, kamu bisa membagikan produk secara gratis dan meminta masukan dari sample yang kamu sebar. Apabila kamu ingin menjadi marketer saja, kamu bisa mencari agen atau produsen yang tepat. Bisnis frozen food lumayan bagus prospeknya dan cukup liquid karena zaman sekarang orang juga suka nyetok makanan berat maupun cemilan di kulkas mereka.
Berapa modalnya? Jika kamu memilih memproduksi makanan sendiri, kamu perlu punya peralatan masak yang mumpuni. Modal berupa bahan-bahan bisa kamu hitung sendiri. Apabila bisnismu semakin berkembang, kurasa sebaiknya kamu juga mengurus izin seperti izin usaha di daerah setempat, PIRT, BPOM, dan kalau bisa Halal MUI agar lebih dipercaya oleh pelanggan. Sementara kalau jadi marketer seperti nyetok frozen food, kamu perlu punya freezer, smartphone untuk memasarkan produk secara digital, dan internet.
Bagaimana cara memasarkannya? Grup WA ibu-ibu RT bisa menjadi starting point. Kamu bisa memasarkan secara digital melalui WA dan media sosial. Bisa juga kamu open booth ketika ada pameran lokal di daerahmu. Biasanya ada daerah-daerah yang perhatian banget lho sama usaha lokal masyarakatnya, manfaatkan itu juga, ya!
Berapa pendapatannya? Tergantung peran yang kamu pilih. Tetapi, aku dapat cerita dari teman suamiku yang istrinya memiliki usaha frozen food. Katanya, dia sampai bisa membeli mobil atas pencapaian dagang frozen food saja!
Bisnis Persewaan Barang dan Dekorasi
Bisnis ini menyediakan jasa. Tidak ada produk yang dijual, hanya berupa persewaan barang seperti sewa tempat hantaran, sewa mainan, sewa alat fitnes, dan banyak hal lain. Kalau kamu menyewakan barang-barang yang berhubungan dengan alat pesta, mungkin bisa sekalian membuka jasa dekorasi event. Hanya saja, kamu perlu memiliki skill khusus seperti kemampuan mendekorasi balon, memiliki selera seni yang bagus, atau jika tidak memiliki kemampuan, kamu bisa mencari partner kerja atau karyawan untuk menjalankan bisnismu.
Penutup
Bunda, tentu masih ada banyak jenis usaha sampingan yang dapat kamu lakukan sebagai ibu rumah tangga dan untuk memenuhi rasa haus akan aktivitas di rumah pasca resign. Beberapa yang aku tulis ini hanya sedikit. Kamu bisa mencari contoh lain dan sesuaikan pula dengan kondisi serta kebutuhanmu. Semoga bermanfaat, ya!
Cen inspiratifffff mbak nabila ki. Saluutttttt akutuhhhhhh
BalasHapuskamu lagi riset buat calon bojo kan, Baang.. ngakuuu hayoooooo
HapusBenar keputusan resign keputusan berharga. Harus dipikirkan mau apa setelah itu. Bisnis apa yang cocok. Adev membantu kita nih
BalasHapusSekarang banyak peluang bisnis, bahkan tanpa modal. Mbak nabila bisnis persewaan to, di sini juga lagi laris persewaan perlengkapan bayi kayak stroller
BalasHapusWah banyak banget ide yang bisa dijadikan bisnis bagi para ibu-ibu rumah tangga, yang penting konsisten aja kan
BalasHapusAlhamdulillah abis resign. nomer 1, 2 dan 3 udah dilakuin semuanya.😁
BalasHapusKeren mba Nabilla. Kalau aku, bisnisnya kaga ada yg jalan akhirnya haha. Aku salut sama perjalanannya sampai bisa ngendorse revalina, ihh asli penasaran jadinya sama jilbabnya mba wkwkwk.
BalasHapusBismillah, mudah2an pasca resign nanti aku bisa ikutan bisnis jg kayak mba Nabilla disamping ngeblog hihi
Alhamdulillah bisa sampai ke turki berkat blog ya mbak. Semoga lain kali bisa jalan-jalan gratis lagi dari menulis. Amin
BalasHapusBanyak peluang buat yang ingin memulai bisnis, baik buat para ibu ataupun yang masih single. Yang penting dipikirkan dulu ya sebelum resign mau ke arah apa bisnisnya
BalasHapusBagus sekaliii yaa ide-idenya nih bisa dipraktekkin kalo buat buibu or moms yang mau resign dan tetap menghasilkan uang walaupun dari rumah
BalasHapusiya ya mba, kalau milih jadi ibu rumah tangga dan ga mau kantoran karena menyita waktu bisa juga tetep produktif jadi content creator atau pun bisnis online yaa, selain produktif ya tetep bisa mengabdi ngurus keluarga. Banyak banget ide-ide bisnis yang bisa dijalanin via online sekarang mah, tinggal monitoring, planning, dan tekunin yaa
BalasHapusPasca resign saya pernah coba beberapa ide bisnis di atas Mba dari mulai jualan buku, jualan online dan jadi penulis, blogger. Dulu sempet minder karena dari kerja trus di rumah aja, tapi sekarang udah mulai seneng malah dari rumah bisa nulis dan berkarya.
BalasHapusDuh iri nih bisa sampe liburan ke Turki krn ngeblog. Aku baru dapat hadiah ke Thailand doank. Hahaha..Tapi ya patut disyukuri sih. Emg baru rezekinya di situ. Semoga ntar dapat lebih baik lagi.
BalasHapusOh ya aku dulu pernah jualan mukena buat ibu dan anak2. Duh ngatasin omelan ibu2 itu yang paling rempong yak. Tapi di situlah asyiknya mengelola konsumen. Kita jadi tahu emosi konsumen kita dan belajar cara mengatasinya.
Zaman makin canggih, ibu rumah tangga tetep bisa berpenghasilan ya Mbak. Aku dulu habis resign sempat bingung, mau bisnis apa...hehe
BalasHapusBanyak sekali ide bisnis yang menarik di sini. Dan memang baiknya memilih peran yang tepat dengan kemampuan kita. Ga bisa jadi produsen dan seller sekaligus. Ralat dikit, bisa kok, tapi ga maksimal. Karena kita butuh fokus.
BalasHapusAku juga pingin resign nih. Sekarang aku masih berusaha ngumpulin modal dan membangun pipa bisnis dulu sebelum masa kerja abis. Meski ASN, aku juga pingin punya usaha sdr mbak
BalasHapusbanyak banget sebetulnya ide bisnis buat ibu walaupun dari rumah aja ya, asal kitanya mau aja ngejalaninnya dan bertahan :)
BalasHapusSuper banget tulisannya mba. Lengkap plus berdaging dgn uraian yg sangat jelas. Ternyata banyak juga ya kerjaan yg bisa dilakukan pasca resign dari pekerjaan untuk seorang IRT...
BalasHapusJelas dan terukur sekali setiap usaha yang dituliskan sehingga bila ingin terjun ke dunia usaha, ada bayangan apa perencanaan awal yang harus dipersiapkan dan dilakukan. Akan sangat membantu sekali bagi yang ingin memulai usaha. Nuhun, kak Nabilla.
BalasHapusbanyak juga rekomendasinya mba, termasuk evaluasi nya nih seperti yang mba jelaskan di atas, berapa modalnya, apa yang dijual, gimana menjualnya dan berapa pendapatannya. kalau ada kekurangan nya lebih top sih mba. kadang kita pengen tau kan kerugian atau kekurangan dari bisnis a dan b. but thank you rekomendasinya mba
BalasHapusWaktu memutuskan resign belum kepikiran mau usaha apa malah gak nyangka sama sekali bakal dapat penghasilan sendiri dari rumah. Alhamdulillaah seiring waktu berlalu Tuhan kasih rejeki lewat blog yang ternyata juga bisa disebut sebagai bisnis sampingan ya.
BalasHapusAku dan suamiku termasuk yang nekad sama-sama resign dari pekerjaan masing-masing untuk buka bisnis bersama dari rumah. Syukurlah sudah berjalan hampir 15 tahun ini. Selain jualan ban dan punya usaha cucian mobil dan motor, aku juga nyambi jadi Blogger yang punya penghasilan lumayan lah..Yang penting happy menjalaninya dan konsisten.. :)
BalasHapusSebelum benar-benar terjun, harus tahu betul mau melakukan apa ya untuk memulai bisnis di rumah. Karena baik blue maupun red ocean, tetap ajah saingannya ketat
BalasHapusIde bisnis ada, tapi perlu belajar trik dan tips dulu ya biar saat dijalankan nanti bisnisnya lancar.
BalasHapusAku pernah nyobain jualan online dan offline buat isi waktu, eh taunya rame 😀
Kalau jadi penulis dan blogger bukan suatu keisengan, memang udah hobi dan passion, alhamdulillah sampai sekarang menghasilkan. Sebuah bonus dari pekerjaan hati 🥰
ini sama seperti yang saya lakukan sebelum resign jadi guru TK. Sebelum resign saya melakukan riset apakah pekerjaan selanjutnya yang hendak saya lakukan bisa seimbang dan menghasilkan.
BalasHapusBelum sampai 10 daftar, pilihan yang ada di tulisan ini saja sudah banyak bener yak.
BalasHapusApalagi jika mampu mengkombinasikan dua dari pilihan di atas.
Misal, jadi blogger dan jualan online. Pintu rezekinya sudah terbuat dua, tinggal fokus dan maksimal berikhtiar untuk tetap produktif serta optimal menjalankannya.
InshaAllah, aamiin
Asal kita mau, ada banyak pilihan pekerjaan yang bisa dipilih setelah memutuskan resign yaa. Namun sebelum resign memang harus dipikirkan secara matang agar tidak ada penyesalan di akhir nanti
BalasHapusProfesiku ada di sini nih mbak. Sejak memutuskan resign, saya fokus menggeluti bidang content writer dan copywriter. Alhamdulillah bertahan sampai sekarang
BalasHapusAku ga resign sih, tapi belum kerja lagi wkwk. Jadi memang bekerja di dunia blogging, content creator dan ngelanjutin OLS yang aku punya sejak kuliah. Eh sekarang jadi working mom, jadi beberapa agak mandek huhuhu
BalasHapusSaya sekarang sedang berpikir untuk menambah penghasilan. Awalnya saya terpikir untuk berdagang baju preloved. Modalnya relatif tidak terlalu besar. Namun saya takut zonk waktu jual. Kelebihannya barang tidak busuk. Lalu saya terpikir lagi jual frozen food, hanya saja butuh modal besar untuk beli frezeer. Sekarang saya baru mau coba jualan pempek, tapi masih dalam tahap mencari pasar. Semoga berhasil.
BalasHapus